Setiap orang menjalani kehidupan dengan perasaan yang berbeda-beda. Dan
ada sebagian orang di dunia ini yang merasakan dirinya memiliki kecenderungan
untuk lebih menyendiri dan spiritual dibandingkan sebaliknya. Bahkan mungkin, perasaan ini sudah ada semenjak mereka dilahirkan. Preferensi kesendiriannya
ini bukan muncul akibat kekurangan kasih sayang atau anti sosial.
Tapi karena dirinya adalah seorang old-soul.
Seorang old-soul biasanya
sulit untuk menemukan orang lain yang bisa memahami dirinya secara benar.
Terutama dalam lingkup pergaulan dengan orang-orang di rentang usia yang sama.
Sebagai akibatnya, para old-soul tersebut
menjalani kehidupan mereka dengan lebih internal. Sementara mayoritas
orang-orang di dunia ini melakukan sebaliknya.
Apakah kalian pernah
merasakannya? Ataukah justru malah menyaksikannya sendiri dalam diri orang
lain? Barangkali selama ini, bisa jadi salah seorang kenalan kalian adalah old-soul. Atau bahkan mungkin diri
kalian sendiri adalah salah satunya.
Berikut adalah tanda-tanda seseorang
yang memiliki jiwa old-soul :
Cenderung Menyendiri
Para old-soul biasanya memiliki minat dan kesukaan yang berbeda
dibandingkan dengan orang-orang umum yang sebaya dengan dirinya. Selain itu,
mereka juga sangat pemilih ketika akan menghabiskan waktunya untuk
berinteraksi. Mereka tidak suka interaksi yang berlebihan. Seperti tertawa
terbahak-bahak yang bisa menganggu ketenangan orang lain, bercanda yang
keterlaluan, bersikap kejam dan membully atau terlalu fokus pada pembicaraan materialistis
mengenai hal-hal duniawi.
Hal ini terjadi karena para old-soul biasanya lebih dewasa dan
empati dibandingkan dengan orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu, mereka
lebih memilih untuk menyendiri dibandingkan harus bergaul bersama orang-orang
yang tidak sesuai dengan mereka. Hal inilah yang seringkali tidak dimengerti
oleh orang banyak. Terutama orang-orang dengan kecenderungan duniawi yang
sangat kuat. Sehingga tak jarang, keadaan inilah yang mengakibatkan para old-soul di cap aneh, introvert atau
membosankan oleh teman-teman sebayanya.
Cenderung Spiritual
Para old-soul yang sensitif dan emosional secara alami bersifat
spiritual. Mereka menemukan kenyamanan dengan memelihara hubungan yang
mencerahkan batinnya. Sehingga mereka sangat mudah untuk melakukan introspeksi
diri sekaligus melihat suatu peristiwa dari berbagai macam sudut pandang.
Kecenderungan spiritual dalam diri seorang old-soul
bisa jadi tidak selalu terlihat dalam lingkup pergaulan sehari-hari. Mereka
bisa saja terlihat tidak begitu religius secara penampilan. Atau justru malah
menampilkan persona diri yang lucu dan ceria alih-alih pendiam di depan banyak
orang. Tapi, seketika kalian sudah mengenalnya lebih dekat dan mengobrol berdua
saja dengannya atau membaca tulisan-tulisannya kalian akan langsung merasa bahwa
mereka adalah tipe manusia pemikir dengan nuansa spiritual yang sangat dalam.
Menyukai Kebijaksanaan
Bagi para old-soul kebijaksanaan adalah nutrisi yang memperkaya kehidupan.
Oleh karena itu, mereka biasanya senang membaca dan menyukai untuk bertukar cerita
mengenai pengalaman hidup yang mengandung hikmah dan pelajaran. Cerita-cerita
tersebut pada umumnya sangat jarang didapatkan dari orang-orang dengan umur
yang sebaya dengan mereka. Terutama, dimasa-masa awal kehidupan. Dimana
orang-orang justru lebih banyak ceroboh dan sedang terfokus untuk mengejar
hal-hal yang bersifat duniawi. Inilah yang membuat para old-soul lebih nyaman berinteraksi dengan orang-orang yang usianya
jauh lebih tua dari mereka.
Jarang Curhat Dengan Teman
Sebayanya
Para old-soul yang dianugerahi dengan rasa empati yang dalam biasanya
mengemban tugas sebagai penerima curhat dalam kelompok. Mereka adalah tipe
manusia yang gampang iba dan berintegritas sehingga sanggup mendengarkan keluh
kesah nan panjang sekaligus merespon curhatan dengan penuh belas-kasih dan
kesabaran. Semata-mata tulus. Tanpa ada tendensi untuk menjadikannya lelucon,
menyebarkannya ke khalayak umum atau mengambil keuntungan.
Di sisi lain, meskipun begitu
para old-soul ini justru akan sangat
jarang mencurahkan isi hati mereka kepada teman-temannya. Hal ini terjadi bukan
semata-mata karena mereka tertutup. Tapi, biasanya diakibatkan oleh
ketidakmampuan orang lain dalam menanggapi dan merespon cerita-cerita mereka
dengan tingkat ketulusan dan kesabaran yang sama.
Karena para old-soul cenderung lebih senang memerhatikan gesture lawan bicaranya, mereka bisa menjadi begitu mudah untuk
terhubung dengan perasaan orang lain. Sekilas mereka menangkap bahwa lawan
bicaranya tidak sabar untuk kembali berbicara tentang diri sendiri dan hanya
mendengarkan cerita mereka setengah hati, seketika itu pula para old-soul akan malas
bercerita.
Selera Yang Tidak Biasa
Karena cenderung pemilih, para old-soul biasanya anti-mainstream dan memiliki selera yang berbeda dari orang-orang
seusianya. Selera mereka seringkali dianggap aneh karena tidak sesuai dengan
umur mereka. Seperti misalnya mengoleksi barang-barang antik, membaca buku-buku
klasik, mendalami seni dan literatur atau mendengarkan lagu-lagu zaman dulu
yang menimbulkan perasaan nostalgia.
Pemikir Yang Dalam
Kemampuan merefleksi diri pada orang-orang
old-soul membuatnya terbiasa untuk menganalisa
segala sesuatu. Sehingga menampilkan kesan sebagai pemikir rasional dalam
persona kepribadian mereka.
Kecenderungan rasional membuat
mereka menjadi sosok yang tegas serta tidak mudah untuk dipengaruhi. Sehingga
jarang sekali bersikap fanatik, menggebu-gebu atau condong pada satu kelompok
tertentu. Hal ini membuat pemikiran mereka menjadi jelas dan bijaksana serta berorientasi
pada hal-hal yang sifatnya kemanusiaan.
Idealismenya dalam membuat dunia
menjadi tempat yang lebih baik; bukan sekedar bagaimana mengeruk keuntungan
sebanyak-banyaknya, seringkali menjengkelkan orang-orang yang tidak sejalan.
Sehingga menjadikan mereka kurang dianggap dalam lingkup pergaulan sosial. Meskipun
begitu, orang-orang old-soul biasanya
tidak akan memedulikan hal tersebut. Mereka akan tetap teguh pada prinsip yang mereka
yakini benar.
Seringkali Intuitif
Orang-orang yang intuitif bisa
memahami banyak sesuatu tanpa belajar. Hal ini terjadi karena mereka adalah orang-orang
yang introspektif dan pengamat. Segala apa yang mereka dengar, lihat dan rasakan
ibarat potongan puzzle yang bisa disambung
menjadi sebuah pesan yang mencerahkan kehidupan. Sekilas, mereka terdengar ajaib
dan nampak seperti cenayang. Padahal proses berpikir mereka yang rumitlah yang
menjadikan mereka demikian. Jika kalian ingin mendengar sudut pandang yang jujur
namun tetap anti-mainstream mengenai suatu
hal, orang-orang old-soul adalah
jenis manusia yang paling tepat untuk dijadikan teman berbincang.
Artikel ini saya dedikasikan
bagi kalian; teman-teman pembaca. Dengan harapan untuk lebih memahami orang
lain lebih baik lagi. Atau bagi orang-orang yang sedang kesulitan mendefinisikan
tentang siapa diri mereka.
0 comments:
Post a Comment