Membaca Tanda-tanda Alam

Monday, February 24, 2020


Dulu saat SD saya banyak menghabiskan masa-masa kecil saya bermain bebas di alam. Sesederhana berlarian di lapangan tempat kami bermain layang-layang, memetiki daun-daun dan bunga-bungaan, bergelantungan di pohon pisang, bermain lumpur, serta sesekali ikut memanen jagung di kebun kakek atau membuat perangkap belut di sawah bersama para anak laki-laki. Pernah juga saya terjun ke kolam ikan tetangga yang dipenuhi puluhan lele tanpa takut tersengat hanya untuk menolong kucing yang awalnya saya dan teman saya ceburkan kedalamnya hanya karena ingin memberinya makan dengan ikan-ikan segar di kolam. 

Masih terekam jelas juga di ingatan ketika pada suatu hari saya dan teman-teman saya yang badung itu sengaja mencabut paksa pohon tebu yang banyak tumbuh di pinggir kolam pemancingan karena penasaran. Lalu ibu salah seorang teman kami berbaik hati mengupaskan kulit batang tanaman itu hingga bersih lantas membagi tebu itu menjadi banyak potongan kecil. Jangan bayangkan cara memakan potongan tebu itu adalah dengan menghisapnya. Karena tentu saja airnya tidak akan keluar. Kau harus mengunyahnya.

Berada di alam bebas membuat saya yang masih kecil tertarik dengan pembahasan mengenai alam liar berikut rahasianya. Sehingga saya begitu takjub ketika mendengar nenek saya yang dulu tinggal di kampung bercerita bahwa tanaman singkong yang tumbuh di dekat pohon besar; rasanya tidak akan enak. 

Selain bisa memprediksi rasa singkong yang enak dan tidak enak, beliau juga pandai membaca tanda-tanda alam. Seperti misalnya perilaku binatang dan cuaca berdasarkan arah angin. Atau bahkan tanda-tanda ketika akan turun hujan. Bagi saya yang awam, tanda-tanda akan turun hujan apalagi kalau bukan mendung. Padahal berapa kali kita pernah merasakan cuaca sudah lembab dan langit juga mendung tapi tetap tidak turun hujan. 

Berhubung hari ini di tempat saya tidak turun hujan setelah beberapa hari terakhir dilanda hujan. Saya jadi mau membagikan beberapa ciri pertanda alam jika akan diguyur hujan.

Embun menghilang

Dulu ketika masih kecil, saya paling hobi bangun pagi-pagi. Apalagi jika menginap di rumah nenek saya. Karena saya dan saudara-saudara saya selalu punya misi untuk pergi menangkap capung-capung yang masih tidur di dedaunan untuk dimasukan ke dalam toples yang tutupnya dilubangi kecil-kecil.

Kebetulan kebun itu adalah sepetak tanah yang ditumbuhi sejenis tanaman untuk pakan sapi. Dan ketika masih pagi, capung-capung yang belum terbang itu akan hinggap di dedaunan tersebut sehingga memudahkan kami untuk menangkapnya. Ketika kami menyibak masuk ke dalam kebun, tak jarang baju kami yang awalnya kering akan basah terkena percikan air embun. Dan hari itu biasanya akan cerah hingga sore. Tapi jika hari itu akan hujan, embun pagi yang biasanya banyak terdapat di dedaunan justru menghilang. Hal ini disebabkan karena angin bertiup kencang dan suhu udara rendah. Tapi, hal ini tidak berlaku jika di malam sebelumnya telah terjadi hujan.

Perilaku binatang berubah

Kalau kalian cukup beruntung menemukan sarang laba-laba yang baru, maka perhatikan apakah si laba-laba masih bertengger disitu? Karena jika beberapa jam lagi akan turun hujan, laba-laba tersebut akan meninggalkan sarangnya mencari tempat persembunyian yang aman. Begitu juga burung-burung dan hewan-hewan terbang lainnya. Jika beberapa jam akan turun hujan maka burung-burung itu akan terbang lebih rendah dari biasanya karena tekanan udara yang tinggi menyulitkan mereka.

Selain itu, nyamuk-nyamuk pun akan lebih aktif untuk menggigit di pagi hari. Sementara lalat akan cenderung hinggap diam di tembok atau dinding. Tidak berseliweran seperti biasa. Bahkan, beberapa hewan yang baunya khas seperti kambing; akan mengeluarkan bau yang lebih pekat dari biasanya jika sebentar lagi akan turun hujan. Saya tahu ini; karena dulu kakek teman saya memelihara kambing tak jauh dari kediaman rumah teman saya tersebut. Sementara saya seringkali main di rumahnya.

Bunga-bunga lebih wangi

Percaya atau tidak bunga-bunga justru akan menjadi lebih wangi jika sebentar lagi akan turun hujan. Sama halnya seperti bau kambing yang juga demikian. Bagi orang-orang yang tinggal di desa dan menghabiskan banyak waktu bermain-main di kebun seperti saya, mungkin hal ini bukan rahasia lagi.

Awan di puncak gunung

Jika, kebetulan rumah kalian dekat dengan gunung atau akan mendaki gunung dan melihat awan melingkupi puncak gunung maka kemungkinan besar sebentar lagi akan turun hujan. Namun, jika yang kalian lihat adalah awan di lembah atau kabut tipis maka kemungkinan besar hari itu akan cerah.

Sebenarnya masih banyak lagi tanda-tanda alam lain yang ingin saya ceritakan. Tapi, untuk kali ini segitu saja dulu tulisan saya. Happy traveling dan selamat membaca tanda-tanda alam!

0 comments: