![]() |
Temprament |
Bagi saya yang setuju dengan kata-kata Mr. Darcy yang bilang kalau, “People themselves alter so much, that there is something to be observed in them forever,” belajar untuk mendalami seluk-beluk persoalan yang menyangkut jiwa-jiwa manusia selalu membuat saya tertarik. Maka dari itu, sekitar bulan Maret yang lalu saya memutuskan untuk mengikuti seminar psikologi di salah satu hotel di Bandung, tepatnya di Setiabudi.
Saya rela bela-belain nabung dan jajan hemat demi bisa dapetin ilmu di seminar psikologi tersebut karena tiket masuknya lumayan mahal. Dan setelah ikut seminarnya, sekarang saya ingin share sebagian ilmu yang saya dapatkan disana. Meskipun nggak mungkin semuanya ya karena bahasannya banyak banget.
Mengingat psikologi itu ternyata ilmu yang sangat penting dan berdampak pada banyak hal dalam kehidupan, saya mungkin bakalan kasih calon pasangan saya nilai plus ketika dia melek bahasan tersebut. (Maap, curhat.. hehehe…)
Bagi sebagian orang mungkin kalian udah nggak asing lagi dengan kata-kata koleris, sanguinis, melankolis dan phlegmatis. Itu adalah nama empat tempramen yang dipopulerkan pertama kali oleh Aristoteles. Keempat tempramen tersebut membentuk perilaku dan sikap yang berbeda-beda pada masing-masing individu.
Koleris misalnya dicirikan dengan tipe manusia yang galak, tegas dan to the point. Sementara sanguin dicirikan dengan tipe manusia yang ceria, supel dan suka menggampangkan sesuatu namun sulit menyimpan rahasia. Berbeda lagi dengan manusia tipe melankolis yang berkebalikan dari si sanguin dimana manusia bertipe ini cenderung perfeksionis, murung dan pendiam namun sangat cerdas dan analitis. Dan tipe terakhir adalah si phlegmatis yang menurut psikolog di seminar kemaren sih katanya adalah tipe manusia yang menjadi jodohnya semua orang. (Cieee….!!!)
Koleris misalnya dicirikan dengan tipe manusia yang galak, tegas dan to the point. Sementara sanguin dicirikan dengan tipe manusia yang ceria, supel dan suka menggampangkan sesuatu namun sulit menyimpan rahasia. Berbeda lagi dengan manusia tipe melankolis yang berkebalikan dari si sanguin dimana manusia bertipe ini cenderung perfeksionis, murung dan pendiam namun sangat cerdas dan analitis. Dan tipe terakhir adalah si phlegmatis yang menurut psikolog di seminar kemaren sih katanya adalah tipe manusia yang menjadi jodohnya semua orang. (Cieee….!!!)
Kalau saya ingat-ingat lagi pengalaman hidup diri sendiri, ternyata saya yang melankolis ini memang paling nyambung berinteraksi dengan orang-orang yang tipenya phlegmatis. Memang bener kata si psikolog, tipe phlegmatis adalah jodohnya semua orang karena dia cocok dengan semua tipe kepribadian. Sangat pengertian, santai namun cukup humoris. Katanya hampir tidak ada pasangan yang salah satunya bertipe phlegmatis apalagi yang dua-duanya tipe phlegmatis yang bertengkar atau konsultasi ke psikolog.
Sementara itu, orang-orang dengan tipe kepribadian koleris sangat tidak disarankan memilih pasangan diluar tipe kepribadian phlegmatis. Bayangkan tokoh perempuan Hela dalam The Avengers; kakak kandung Thor yang tipenya koleris dominan berpasangan dengan Sule; komedian bertipe sanguin. Nggak cocoklah! Bisa-bisa Hela dibikin ngamuk dan kesel setiap hari. Alih-alih nanggepin lelucon pasangannya, mungkin Hela bakalan mengutuk Sule jadi batu. Atau misalnya bayangkan kembali tokoh Hela berpasangan dengan Thanos yang sama-sama koleris. Pasti dari dulu si Thor dan si Loki udah ngungsi ke Planet Bumi karena ada perang dunia di Asgard. Pasangan yang paling cocok untuk tipe koleris adalah tipe phlegmatis. Titik.
Terus gimana dengan tipe melankolis? Kalau yang saya tahu dari seminar kemarin sih, sangat tidak disarankan juga dengan tipe koleris. Karena koleris yang to the point akan sering menyinggung perasaan si melankolis yang sensitif. Misalnya:
Setelah sekian jam milih-milih baju di mall. Terus nyobain di ruang ganti.
Melankolis (Cewek) : “Yang, aku bagus nggak pakai baju yang ini?”
Koleris (Cowok) : “Nggak bagus. Kayak karung.”
(Nggak niat nyinggung padahal. Cuman to the point)
Melankolis: “Oh..."
(Dalem hati: Tega banget ya kamu ngehina selera aku...)
*Tersinggung berat– inget terus – berubah murung – dendam sampai kiamat*
Namun, tidak seketat koleris dalam berpasangan melankolis masih bisa memilih pasangan tipe sanguin dengan syarat sifat sanguinnya tidak terlalu dominan.
Nah, untuk menentukan kalian tipe kepribadian apa secara sederhana, caranya sangat gampang. Cukup siapkan kertas HVS dan pulpen. Lalu penuhi kertas HVS tersebut dengan tulisan kalian (harus terisi hingga bawah) dalam waktu lima menit saja.
Orang-orang koleris akan menulis dengan tulisan yang tajam dan lumayan susah dibaca. Tulisan dengan huruf “b” yang cekung ke dalam. Tidak bulat sempurna.
Sementara orang-orang sanguin akan menulis huruf dengan gaya yang berbeda-beda. Misalnya: Paragraf pertama dia akan menulis dengan huruf arial, paragraf kedua dengan monotype corsiva dan paragraf ketiga dengan times new roman. Intinya, saat menulis orang-orang sanguin tidak konsisten pada satu gaya.
Sementara itu tulisan orang-orang melankolis cenderung berjarak cukup jauh antara satu kata dengan yang lainnya. Karena diantara tipe kepribadian yang lain, tipe melankolis adalah orang-orang yang membutuhkan “me time” paling banyak. Bahkan ketika nanti dia sudah menikah.
Yang terakhir adalah tulisan tipe kepribadian phlegmatis. Bisa dibilang tulisan tipe kepribadian ini adalah yang paling lucu dan rapi diantara tipe kepribadian yang lain. Jika orang-orang ini menulis hurup “b” atau “p” maka bulatannya akan cembung sempurna.
Kira-kira setelah kalian ikutin tes sederhana ini kalian tipe yang mana? Share di kolom komentar dong. Kita ngobrol.
0 comments:
Post a Comment