5 Kelakuan Yang Bisa Menurunkan Tingkat Kegantenganmu di Media Sosial

Monday, April 1, 2019


googleimage.search

Setiap laki-laki di belahan bumi manapun pasti pengen keliatan ganteng. Selain bisa bikin kamu pede, kegantengan juga bisa meningkatkan daya tarik kamu di mata perempuan. Ngomong-ngomongin soal kegantengan, sayangnya hal itu nggak pernah punya tolak ukur yang jelas. Karena kegantengan sifatnya relatif. Pasti pernah denger dong kata-kata ganteng itu relatif tapi jelek itu mutlak? Hehehe.. Makanya, tiap orang pasti punya definisi kegantengannya masing-masing. Ada yang definisi gantengnya asal punya tatto dan piercing dimana-mana; udah langsung ngerasa paling ganteng. Ada juga yang definisi gantengnya cukup rambut model old-school dengan gaya berpakaian eksekutif.

Sekilas kalau kita ngomongin tentang definisi ganteng, memang kebanyakan hanya membahas fisik dan penampilan. Padahal masih ada unsur lain yang bisa menentukan tingkat kegantengan seseorang; yaitu sikap.

Sikap baik yang bisa meningkatkan daya tarik ini nggak cuma perlu ditunjukan di dunia nyata aja. Tapi juga perlu ditunjukan di dunia maya. Karena sekarang banyak orang yang juga bersosialisasi di sana. Terutama lewat media sosial. Nggak mau dong kalah saingan hanya gara-gara kurang ganteng?

Tapi apakah bersosialisasi di dunia maya sama halnya seperti bersosialisasi di dunia nyata? Jawabannya tentu aja nggak! Karena dua-duanya sama sekali berbeda. Kalau di dunia nyata kalian bisa senyum, salam, sapa sambil bertatap muka dan ngobrol sepuasnya secara langsung, lain halnya dengan bersosialisasi di dunia maya. Ada sejumlah etika yang perlu diperhatikan. Di bawah ini ada beberapa hal yang sebaiknya tidak kamu lakukan saat bersosialisasi di dunia maya. Misalnya saat kamu tengah aktif menggunakan media sosial. Agar tingkat kegantenganmu tidak berkurang. Apa aja? Check it out!

1. Terlalu Sering Update Status
Dari sekian banyak fitur di media sosial, fitur update status mungkin adalah yang paling digemari banyak orang karena membuat penggunanya merasa diperhatikan. Apalagi nggak sedikit orang yang mengartikan jumlah tanda love di Instagram atau komentar di Facebook mereka sebagai bentuk care atau kode cinta dari gebetan. Kombinasi antara sikap gampang baper dan meningkatnya hormon endorfin pemicu rasa bahagia ini menimbulkan efek ketagihan yang bisa mendorong keinginan untuk terus menerus update status. Padahal kita tahu bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu ujung-ujungnya pasti nggak bagus. Keseringan update status bakal bikin orang-orang menghakimi kamu kurang kerjaan atau malah pengangguran. Apalagi kalau isi statusnya nggak penting.

2. Menulis Caption Galau
Semua orang pasti pernah curhat. Tapi sayangnya masih banyak orang yang nggak tahu tempat kalau mau curhat. Mereka bisa curhat dimana aja termasuk di media sosial. Padahal bisa jadi curhatannya malah bikin orang-orang yang baca ngerasa risih. Mau unfollow nggak enak. Gimana mau unfollow kalau nyatanya kamu adalah keluarga atau temen deket mereka sendiri? Bisa-bisa kamu tersinggung. Karena curhat itu sesuatu yang sifatnya personal, kurang baik kalau sampai dijadiin konsumsi publik. Apalagi biasanya isi curhatan itu nggak jauh-jauh dari yang namanya kegalauan. Yang namanya orang lagi galau  pasti perasaannya lagi kacau, berasa lemah, sedih dan tak berdaya. Kebayang nggak sih kalau kegalauannya dipakai inspirasi buat nulis caption di medsos yang nggak nyambung sama fotonya? Selain bikin kamu terkesan punya mental yang rapuh dan emosi yang tidak stabil, kelakuan kayak gini juga bisa memicu orang-orang yang suka ghibahin kamu di belakang untuk semakin seru ngomongin kamu.

3. Kelewat Bijaksana
Dari berbagai macam manusia yang suka posting kutipan di medsos; orang-orang yang suka banget posting kutipan bijak adalah yang paling malesin. Sebenernya hal ini nggak masalah sih jika karakter mereka mencerminkan kutipan-kutipan bijak tersebut. Tapi, kalau secara karakter atau usia ternyata masih jauh dari kata seimbang; mending jangan deh. Alih-alih terinspirasi, orang-orang justru akan menyepelekanmu dan merasa bahwa sikap kelewat bijaksana kamu ini terkesan palsu dan dibuat-dibuat. Alih-alih dewasa, kamu malah nampak seperti sedang modus demi mencari perhatian seseorang.

4. Hobi Selfie
Sebagian besar wanita mengaku lebih senang melihat foto-foto pria yang sedang beraktivitas atau berkumpul bersama dengan teman-teman prianya dibandingkan hanya melihat foto selfie si pria yang menampilkan keseluruhan wajah atau close-up. Pria yang digadang-gadang  sebagai makhluk yang bertugas untuk memimpin dan melindungi kelompok, keberadaanmu pada suatu komunitas atau perkumpulan orang-orang (meskipun hanya dalam foto) secara tidak langsung memberi kesan maskulin, keren dan ganteng. Oleh karena itu sebaiknya hindari foto-foto close up atau selfie. Alih-alih perbanyaklah foto yang menunjukan aktivitas menyenangkan bersama orang-orang yang berbeda.

5. Pamer Kekayaan Pribadi
Selain alasan keamanan, pamer-pamerin harta kekayaan pribadi di media sosial itu emang nggak perlu sih sebenernya. Selain bisa mengundang tindak kejahatan, kadang-kadang kita perlu juga untuk tenggang rasa sama orang lain. Masih banyak orang-orang di luar sana yang untuk makan aja susah. Jangan sampai kita malah bikin mereka nggak bersyukur karena ngeliat postingan kita yang lagi pamer harta. Tahu nggak apa yang paling cepet bikin orang yang paling ganteng sekalipun jadi keliatan nggak ganteng? Yap betul! Sifat sombong.

0 comments: