Bandwagon Effect di Dunia Millenial

Friday, March 29, 2019


googlesearch.image
Sebenarnya jika kita jeli ada begitu banyak fenomena unik di sekitaran kita yang menarik untuk ditulis. Dan tulisan ini saya buat di tengah-tengah fenomena unik tersebut. Khususnya yang menimpa kalangan anak muda yang dituntut untuk kreatif dan berprikir kritis yang justru malah terlena dengan dampak kurang baca dan kurang berpikir. Semenjak media sosial pertemanan menjadi booming beberapa tahun yang lalu, anak-anak muda yang aktif bermedia sosial menjelma menjadi para netizen yang mengikuti berbagai macam trend yang dibawa oleh arus teknologi internet. Para anak muda menjadi tidak asing lagi dengan istilah-istilah kekinian semacam follback atau retweet. Dunia maya menjadi wadah baru dan tempat bagi anak-anak muda untuk bersosialisasi.

Bersosialisasi di dunia maya ataupun di dunia nyata secara teori sama saja. Dua-duanya harus punya bahan obrolan. Internet dengan segala isinya menawarkan berbagai macam bahan obrolan. Dari artikel hingga berita. Dari lirik lagu hingga kutipan.

Kemudahan mengakses internet yang serba instan ini membuat para anak muda berada di zona nyaman yang berbahaya bagi mereka. Dikatakan berbahaya karena orang-orang yang berada di zona nyaman biasanya akan malas untuk bertumbuh, untuk berpikir dan untuk menjadi lebih baik lagi. Sehingga hal ini akan menjerumuskan mereka ke dalam mental ikut-ikutan.

Dalam psikologi, fenomena ikut-ikutan ini disebut dengan Bandwagon Effect. Bandwagon effect mengacu pada kecenderungan orang-orang untuk mengadopsi sesuatu seperti perilaku, gaya hidup, atau sikap orang lain hanya karena “orang lain melakukannya.” Hal ini bisa terjadi karena individu hidup mengikuti tekanan dan norma-norma kelompok. Sehingga kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh kerumunan menjadi lebih besar.

Contoh Bandwagon Effect yang paling jelas pada generasi milenial adalah ketika banyaknya anak-anak muda yang memposting quotes dalam akun media sosial mereka. Dari mulai quotes galau hingga quotes tentang kehidupan. Menariknya, mereka melakukan ini sebagai cara untuk bersosialisasi.

Namun pada kenyataannya tidak semua kutipan yang mereka posting di media sosial tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan yang sebenarnya lho!

Seperti misalnya kutipan ini: “Biarkanlah hidup mengalir seperti air.”

Untuk orang-orang dengan pola pikir dewasa yang sudah bisa membedakan antara takdir dengan nasib dan apa yang masih bisa dan tidak bisa untuk diusahakan serta sudah mengalami kerja keras beserta pahit manis, asam-garamnya kehidupan, membaca kutipan tersebut mungkin bisa membuat mereka untuk sedikit lebih santai dalam menjalani hidup yang keras ini. Tidak depresi dengan kegagalan karena hidup sudah ada yang mengatur.

Namun bagi para anak muda milenial yang baru saja memasuki fase awal kehidupan yang sebenarnya, kutipan yang menginspirasi orang untuk jatuh pada mental let it flow ini sangat berbahaya. Bisa kita saksikan bahwa tidak sedikit orang yang pada akhirnya kesulitan mempertahankan pekerjaan mereka atau bahkan kesulitan mencari pekerjaan padahal masih berada di usia produktif karena dulu di masa mudanya pernah punya mental let it flow yang terbawa hingga dewasa.

Di saat orang lain jatuh bangun menata kehidupannya, orang-orang dengan mental let it flow ini dengan seenaknya hanya bersandar pada nasib dan prinsip biarkanlah hidup ini mengalir seperti air. Mereka tidak sungguh-sungguh mempersiapkan kehidupan mereka. Padahal kita semua tahu bahwa air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Tidak pernah ke tempat yang lebih tinggi.

Millenials should haven’t posted quote like this or make this quote their own quote of life.

Sebagai generasi milenial yang belum pantas dapat julukan lansia dan pensiun dari pekerjaan, harusnya sih posting quote-nya yang menyemangati hidup dan menginspirasi diri sendiri dan orang lain untuk berkarya dong, ya. Bukannya kutipan-kutipan galau apalagi nyindir.

Setelah baca ini… kira-kira sekarang kamu mau posting quote yang mana nih? Kasih tahu saya di kolom komentar dong!  

0 comments: