Rahasia Doa Istirja' di Balik Seleksi CPNS 2019

Sunday, December 27, 2020

Tahun 2020 akan segera berakhir. Dan sebelum mengawali tahun yang baru, melakukan introspeksi diri atas apa yang sudah saya lewati sepanjang tahun ini menjadi penting. Terlebih, sebagai rasa syukur. Karena selama pandemi Covid-19 ini saya masih bisa bertahan hidup. Tidak terkena PHK di saat banyak orang diluaran sana yang menjadi pengangguran. Bahkan tak hanya itu. Saya juga dinyatakan lolos seleksi CPNS 2019. Sesuatu yang diidam-idamkan oleh banyak orang. 

Karena saya sudah pernah mengikuti seleksi CPNS di tahun sebelumnya dan gagal, saya sejujurnya tidak terlalu berharap saat ikut seleksi kali ini. Namun, bukan berarti saya tidak melakukan persiapan sama sekali.

Ketika saya memilih lokasi penempatan, tanpa pikir panjang, saya langsung memutuskan untuk memilih lokasi penempatan di sebuah SMK di daerah Cirebon. Ketika salah seorang rekan kerja di kantor bertanya kenapa saya memilih penempatan di sekolah tersebut, dengan entengnya saya hanya menjawab, “Pengen aja. Nama sekolahnya unik.”

Kegagalan untuk lolos CPNS di tahun 2018 membuat saya lebih banyak mengevaluasi diri. Melihat ke dalam diri saya sendiri. Kalimat yang mengatakan doa dan usaha tidak akan mengkhianati hasil rasanya terlalu sombong dan takabur jika diucapkan oleh kita sebagai makhluk. Terutama jika di yakini secara berlebihan. Apalagi, jika saya berkaca pada pengalaman diri saya sendiri. Mungkin, saya terlalu yakin dan berbangga hati dengan doa-doa dan usaha saya di tahun 2018, sehingga Allah tangguhkan kelulusan saya di waktu itu.

Dari situ, mulailah saya berpikir untuk lebih rendah hati. Alih-alih menyebutkan betapa susah payahnya diri ini untuk lebih dekat kepada Allah saat berdoa, kalimat itu saya ganti dengan, “Ya Allah kabulkanlah doaku dengan rahmat dan kasih sayang-Mu.” Doa itu terus saya ulang-ulang. Bahkan ketika saya sedang berjalan, makan ataupun berbaring. Tentu saja tanpa menyebutkan kebaikan manapun yang sudah dilakukan.

Setidaknya, ketika pikiran untuk berbangga diri dan terlampau yakin atas segala usaha-usaha dan doa itu muncul, lisan saya mengingkarinya. Seperti yang selalu diajarkan oleh orang tua saya untuk jangan terlalu berbangga diri dan ambisius mengejar sesuatu.

Jadilah, selanjutnya saya membayangkan sebuah skenario yang jauh ke depan. Dan bahwa skenario ini harus melibatkan Tuhan. Sekaligus menjaga diri saya agar tetap berbaik sangka ketika gagal dan tidak sombong saat berhasil.

Akhirnya saya teringat suatu doa. Doa ini diambil dari kisah Ummu Salamah yang mengucapkannya saat suaminya meninggal dunia. Dia teringat Rasulullah yang bersabda barang siapa membaca doa ini ketika tertimpa musibah. Maka, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dan benar saja, ketika habis masa iddah-nya, Ummu Salamah dilamar oleh Rasulullah. Manusia terbaik di muka bumi. Bahkan, beliau adalah utusan Allah.

Doa yang dibacanya adalah sebagai berikut:

“Innalillahi wa innailaihi roji’un. Allahumma ajjurni fi mushibati wakhlif li khairan minha.”

Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini. Dan, gantilah ia dengan yang lebih baik.

Doa itu pun akhirnya saya hapalkan. Jauh sebelum mengikuti tes seleksi tahap pertama. Sembari saya mengingat-ingat kembali perkataan indah yang dituturkan oleh Sayyidina Ali radiyallahu anha. 

“Ketika aku berdoa dan Allah mengabulkan doaku. Maka aku berbahagia karena itu keinginanku. Tapi, ketika aku berdoa dan Allah tidak mengabulkan doaku. Maka aku lebih berbahagia karena itu kehendak Allah. Dan, kehendak Allah pastilah yang terbaik.”

Itulah dua hal dasar yang saya yakini sembari di satu sisi tetap melaksanakan usaha dan ikhtiar untuk bisa lolos seleksi. Namun dalam ritme yang santai. Tidak sampai menyengsarakan diri sendiri.

PS: Saya tidak pernah belajar ketika saya lapar. Atau belajar sambil menahan lapar. Tidak juga dalam kondisi badmood dan sedang sedih. Ketika saya lelah, saya lebih memilih untuk tidur terlebih dahulu daripada belajar. Tidak pula seharian saya belajar hingga melupakan waktu bersenang-senang. Saya belajar SKD dengan santai. Namun, sebisa mungkin saya tidak pernah membantah kata-kata orang tua saya atau menolak permintaan mereka. Terutama, ketika mereka sedang menyuruh atau  menasehati saya.

Tanggal 30 Januari 2020

Seleksi tahap pertama di Gedung Arcamanik. Saya datang kesana diantar oleh Bapak. Waktu itu, siang hari dan sedang panas-panasnya. Bersama seorang teman saya mengantri untuk masuk ke dalam gedung. Di sela-sela mengantri, saya haus sekali karena kepanasan dan tidak sempat minum. Bapak yang menunggu tidak jauh dari antrian dan tahu anaknya kehausan menghampiri saya. Lalu menyodorkan sebotol minuman dingin sembari menenteng tas ransel dan berlari kecil di tengah-tengah cuaca panas mengikuti antrian saya yang terus maju ke depan. Saya melihat ke sekeliling antrian dan tidak menemukan satu pun orang tua lain yang sebegitu perhatian pada anaknya seperti yang dilakukan oleh Bapak saya.

Di dalam gedung kami diminta menunggu. Saya duduk di baris kedua dari depan. Dari sekian banyak peserta seleksi di hari itu, tidak satu pun saya menemukan wajah teman satu angkatan saya ketika kuliah dulu. Kebanyakan pendaftar adalah fresh graduate yang baru saja lulus. Omg, berasa tua banget deh saya waktu itu.  

Bahkan, saya juga tidak menemukan satu orang lain pun yang berasal dari jurusan pendidikan Bahasa Inggris. Semuanya berasal dari jurusan lain. Salah jadwal gitu? Batin saya curiga.

Karena kami menunggu cukup lama, akhirnya saya dan teman saya izin ke toilet. Sembari berjalan melewati barisan kursi yang panjang, saya iseng memerhatikan raut wajah para peserta seleksi. Ada yang ekspresinya tegang, bengong, melamun, stress dan bodo amat. Benar ternyata yang dikatakan oleh teman saya. Kami pun berjalan melewati mereka. Tak kuasa menahan tawa. *Astaghfirullah*

Tak lama kemudian, kami masuk ke dalam ruangan seleksi. Saya mendapat kursi paling depan. Dekat dengan kipas angin. Thank God. Walaupun saya nanti masuk angin, setidaknya, fokus saya tidak terganggu. Dan saya tidak akan terintimidasi oleh peserta lain yang lebih dulu selesai daripada saya. *semangat!!!*

Singkat cerita saya mendapat nilai SKD 375.

Waktu itu saya belum yakin bahwa saya akan lolos seleksi  karena melihat nilai peserta lain yang juga tinggi-tinggi. Apalagi, sekolah yang saya pilih tersebut nyatanya adalah sekolah dengan pelamar terbanyak lebih dari 200 orang. Qadarullah, beberapa minggu kemudian saya dinyatakan lolos seleksi tahap pertama. Dari 6 orang yang lulus ke tahap SKB, saya menduduki peringkat kedua. Seharusnya, jika tidak ada seleksi lanjutan saya sudah otomatis lolos dan mengajar di Cirebon.

Maret – Oktober

Karena pandemi Covid-19, tes SKB ditunda. Masa-masa yang panjang ini saya gunakan untuk belajar materi Bahasa Inggris dan pedagogik. Tidak ada trik khusus untuk yang satu ini. Saran saya sederhana: konsistenlah membaca dan perbanyak berdoa. Hindari berdebat walaupun berada di pihak yang benar. Apalagi jika berada di pihak yang salah.

Kenapa berdebat? Karena sepanjang Maret sampai Oktober, di akun resmi BKN sedang ribut memperdebatkan antara serdik versus non-serdik.

Sebagai guru honorer yang belum mempunyai serdik padahal sudah mengajar bertahun-tahun lamanya, tentu saja rasa untuk menumpahkan kekecewaan pada pemerintah dan ikut berdebat itu pastilah ada. Apalagi jika mengingat akses dan biaya untuk ikut PPG mandiri tidaklah murah. Hati rasanya panas bergejolak. Tapi, kembali lagi pada diri sendiri. Saya tidak mau sibuk berdebat sementara saingan saya justru sedang sibuk belajar. Utamakan prioritas!

Meskipun saya mengetahui salah seorang saingan saya mempunyai sertifikat pendidik yang otomatis akan membantunya untuk mendapat nilai sempurna di tes SKB, saya berusaha untuk tetap semangat dan berpikir positif bahwa rezeki itu Allah yang atur. Manusia hanya dituntut untuk berusaha dan berdoa secara maksimal. Selebihnya urusan Allah. Lagipula, saya sudah menghapal doa istirja.’ Saya tidak cemas akan rezeki saya.

Semangat saya justru agak memudar bukan karena tahu jika salah seorang saingan saya punya serdik. Akan tetapi, karena di suatu siang Mama tiba-tiba datang menghampiri saya yang sedang berada di dalam kamar.

Mama yang saat itu terlihat khawatir lalu bercerita mengenai tetangga lama kami yang baru saja bertemu dan sekarang tinggal di Cirebon. Berdasarkan penuturannya, Mama jadi tahu jika daerah yang saya pilih sebagai lokasi penempatan tersebut adalah daerah yang rawan tindak kejahatan! Seketika saya penasaran dan mencoba googling mengenai kriminalitas di daerah tersebut. Dan ternyata memang benar seperti yang dikatakan Mama. Daerah itu rawan begal dan perampokan! Sungguh, saya tidak takut saingan saya punya serdik. Saya justru lebih takut jika saya lolos seleksi lalu bertemu begal dan menjadi korban perampokan. *hiks*

Selama beberapa hari setelah mendengar penuturan Mama, saya mimpi buruk. Saya bingung antara ingin lolos CPNS tapi enggan pindah ke daerah sana. Apalagi, di sana tidak ada satu orang pun keluarga, kenalan atau sanak saudara. Setiap kali saya galau, saya perbanyak istighfar dan berdoa. Seringkali hanya dalam hati. Semua kegelisahan itu saya pendam sendiri. Lagipula, akan tambah tidak enak jika membuat orang tua saya khawatir. Akhirnya saya pasrah namun tetap sambil belajar.

Seleksi SKB

Sambil menenteng surat rapid tes, saya diarahkan oleh panitia menuju tempat penyimpanan barang. Lalu diminta mengantri dan menunggu dengan masker, face shield dan sarung tangan sudah terpasang rapi di wajah dan kedua tangan. Tak lama kemudian, kami di panggil ke ruangan tes. Saat itu, tidak teringat sama sekali kegelisahan saya sebelumnya jika lolos CPNS dan di tempatkan di daerah yang rawan tindak kejahatan. 

Thank God. Karena akibatnya, saya jadi bisa fokus berusaha maksimal. Dan, lagi-lagi saya dapat kursi paling depan. Entahlah harus mengeluh atau bersyukur karena saya jadi dekat dengan kipas angin yang ukurannya besar-besar! Hembusan anginnya itu, lho! Hehehe….

Waktu 90 menit ternyata lebih dari cukup untuk mengerjakan 100 soal SKB. Saya masih bisa mengecek jawaban saya dua kali. Dan itu pun masih tersisa waktu 5 menit lagi. Singkat cerita, tes pun selesai dan nilai SKB saya 365. Waktu itu, Bapak yakin saya lolos CPNS. Tapi, saya masih ragu-ragu.

Kecurigaan mulai muncul tatkala saya sudah cukup lama selesai test, namun Mama dan adik saya tidak juga menelpon padahal mereka menonton live streaming-nya di Youtube. Akhirnya, setelah selesai makan, saya menelpon Mama. Dan ternyata benar dugaan saya itu. Saya berada di peringkat kedua. Otomatis saya tergeser oleh saingan saya yang memiliki serdik meskipun dia berada di peringkat keempat.

Padahal, jika tidak ada yang memiliki serdik saya sudah bisa dipastikan lolos ke Cirebon. Karena kuota yang dibutuhkan di sekolah yang saya lamar itu 2 orang. Dari situ, saya teringat doa istirja’ yang sudah saya hapalkan. Setelah meminta maaf pada orangtua, saya melafalkan doa itu di perjalanan pulang.

Satu sisi saya lega karena tidak jadi pergi ke Cirebon. Tapi, di sisi yang lain saya sedih karena mengira diri saya tidak lulus CPNS.

Hari-hari berikutnya terasa begitu membosankan. Saya mulai jarang mengikuti perkembangan seleksi CPNS karena telah menganggap diri saya gagal. Bahkan sebelum pengumuman CPNS itu resmi diberitakan. Sampai di suatu hari, tiba-tiba saya ingin sekali untuk melihat kembali daftar peserta yang lolos seleksi tahap pertama. Di situ saya mengetikan kata kunci Bahasa Inggris. Dan menemukan SMAN 1 Cidahu kosong tanpa satu pun pelamar jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lolos seleksi.

Dari situ saya teringat bahwa formasi kosong akan diprioritaskan untuk diisi. Saya mulai kembali bersemangat dan menghitung perolehan nilai seluruh peserta formasi pendidikan Bahasa Inggris Pemprov Jabar. Hasilnya, ternyata nilai integrasi SKD-SKB saya paling tinggi. Tapi, itu pun belum aman. Karena  saya tidak tahu apakah peserta lain mempunyai serdik.

Hari-hari yang  awalnya datar dan membosankan berubah menjadi hari yang penuh tanda-tanya. Dalam masa-masa menunggu itu, hanya Bapak yang berkeyakinan saya bisa lolos CPNS. Sementara, Mama dan saya lebih realistis. 

Hari yang ditunggu pun tiba. Hasil seleksi CPNS 2019 diumumkan. Dan, ternyata prediksi Bapak benar. Saya lolos CPNS ke SMAN 1 Cidahu di Kuningan. Yang mana lokasinya cukup ramai dan dekat dengan rumah saudara saya. Tidak sepi dan rawan kejahatan seperti di Cirebon. Saya tidak menemukan satu pun berita kriminalitas di lokasi di mana nanti saya akan mengajar. Rasanya seperti keajaiban. Apalagi di tengah-tengah serbuan pelamar Bahasa Inggris yang cukup banyak memiliki serdik. Doa istirja’ itu benar. Saya melafalkannya dan Allah menggantikan kegagalan saya lulus di Cirebon dengan menempatkan diri saya di tempat yang jauh lebih baik.

Begitulah teman-teman sepenggal cerita dari saya. Semoga sharing pengalaman kali ini bisa diambil hikmahnya.

Definisi Hangover Tanpa Alkohol

Tuesday, October 20, 2020

Hangover adalah sesuatu yang buruk jika dikaitkan dengan alkohol. Definisi hangover sendiri adalah gejala yang muncul usai seseorang mengkonsumsi minuman keras. Biasanya gejala ini mencakup rasa pusing, mual dan mabuk yang bertahan dalam beberapa jam. 

Istilah ini kemudian diadaptasi oleh para pembaca buku menjadi book-hangover dimana seorang pembaca yang mengidap gejala ini akan sulit move on dari buku yang sudah dia baca. Namun, tidak hanya alkohol dan buku saja yang bisa menyebabkan seseorang terkena hangover. Tetapi juga film dan soundtrack lagu.

Saya masih ingat ketika tahun lalu menonton serial Turki yang berjudul Erkenci Kus dan hangover selama kurang lebih satu tahun. Bayangkan… satu tahun! Selama itu pula, saya kehilangan minat menonton film lain. Rasanya hanya serial Erkenci Kus yang paling bagus dan berkesan untuk saya. Dan ini adalah hangover terlama yang pernah saya alami. Bahkan lebih lama dari proses move-on masalah percintaan!

Tidak ada rasa bosan meskipun berulang kali saya melihat potongan film tersebut di Youtube atau mendengarkan soundtrack dan music-scorer-nya di handphone. Semuanya membuat saya bahagia. Sekaligus juga sedih dan muram di waktu yang bersamaan. Bahagia; karena merasakan ikatan emosional yang kuat dengan film tersebut. Dan sedih; karena saya sudah tamat menonton filmnya.  

Meskipun terkena hangover yang cukup parah, saya tidak pernah berhasil menonton ulang filmnya. Selain karena durasi tiap episode-nya yang mencapai kurun waktu 2 jam lebih, saya juga merasa tidak sanggup mengulang kembali bagian-bagian menyedihkan dari film tersebut. Padahal, salah satu tips yang cukup ampuh untuk meredakan hangover adalah dengan membicarakan atau menonton ulang keseluruhan filmnya sampai bosan. Tapi, bagaimana jika tidak bosan?

Jika tidak bosan, maka tips selanjutnya adalah….. menunggu.

Menunggu hingga perasaan hangover itu reda atau berhenti dengan sendirinya.

Seperti ketika perasaan itu akhirnya tergantikan ketika tanpa sengaja saya menonton review film India di Youtube.

Film itu berjudul Sanam Teri Kasam. Ini adalah film selanjutnya yang membuat saya hangover kembali setelah satu tahun terjebak dalam perasaan sulit move-on dari serial Turki.

Saya masih belum bisa melupakan ekspresi Inder yang muram itu; he didn’t even smile the whole film! Begitu juga dengan suara Saru yang sedih saat memelas meminta bantuannya, berikut dialog terakhir mereka saat Saru sedang sekarat di rumah sakit.

Saru: “Inder, kemarilah. Ucapkan selamat tinggal.”

Inder: “Tidak.”

Saru: “Bagaimana istrimu akan pergi jika kau tak mengijinkan?”

Inder: “Kau tak boleh pergi.”

Saru: "....... Ketika nanti waktumu, aku akan menjadi orang pertama yang menemuimu dengan henna di tanganku. Sekarang, ucapkanlah selamat tinggal."

Inder: “Kau tidak boleh pergi. Ini adalah doa orangtuamu. Bukankah itu yang kau bilang?”

Saru: “Tuhan telah menjawab doa mereka. Aku menemukanmu. Surat cinta dari Tuhan. Aku telah membaca surat cinta-Nya. Dan sekarang aku tidak takut untuk pergi.”

Selain lagu-lagunya, ini adalah part yang akan selalu menghantui diri saya. Dialognya cukup singkat dan sederhana. Tetapi, interpretasi akting pemerannya lah yang membuat dialognya hidup. Saya suka sekali film ini! Dan entah kapan hangover jilid 2 ini akan berakhir.

Film Yang Bikin Saya Move-On Dari Serial Turki

Saturday, October 3, 2020

Saat sedih, menangis bisa menjadi cara ampuh untuk melegakan hati. Namun, tidak semua orang bisa menangis hanya dengan merenung. Terkadang, sebagian orang melakukannya sambil mendengarkan lagu atau menonton film yang berakhir duka. Berbagai macam judul film pun bertebaran. Salah satunya adalah film sedih berjudul ‘Sanam Teri Kasam' yang baru saja saya tonton beberapa hari yang lalu. 

Ini adalah film bollywood pertama yang saya tonton atas keinginan saya sendiri. Bukan karena diajak teman, keluarga atau tetangga. Atau karena kebetulan sedang ditayangkan di stasiun televisi. Tapi, benar-benar saya mencarinya di internet atas inisiatif diri saya sendiri.  

Terakhir menonton film bollywood, kiranya bertahun-tahun yang lalu. Itu pun berjenis serial. Yang saya tonton pertama kali di episode 50 dan menyudahinya di episode 200 meskipun filmnya belum selesai.

Adapun film bollywood lain yang masih saya ingat alur ceritanya meskipun samar-samar hanyalah Three Idiots dan Tujh Mein Rabb Dikta Hai. Selain mereka, saya bahkan tidak ingat lagi judul filmnya.

Baiklah….

Adegan film Sanam Teri Kasam, dibuka dengan seorang pengacara yang berhasil memenangkan sebuah kasus besar sedang berjalan menuju mobilnya sambil dikerumuni wartawan. Pria itu lalu memasuki mobilnya dan menyetir seorang diri. Ketika pria tersebut sampai di rumahnya, dia kembali berjalan menuju ke sebuah pohon besar yang bunganya sedang berguguran dan berdiri tepat di bawahnya. Di pohon tersebut terukir nama ‘Saraswati Parihaar 1994 - 2015.’ 

*****

Saraswati (Saru) merupakan anak sulung keluarga Parthasaarthy. Adiknya bernama Kavery dan ayahnya adalah seorang pria berwatak keras yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi. Mereka tinggal di sebuah apartement. Di sisi lain, Kavery adik Saru ingin segera menikah. Namun, ayahnya menolak keinginan anaknya tersebut. Karena, pantang baginya untuk menikahkan Kavery terlebih dahulu sebelum Saru kakaknya menikah.

Suatu hari, ketika Saru dan ayahnya akan pergi bekerja, lift di apartement mereka rusak sehingga mereka berdua harus turun melewati tangga. Disanalah, kali pertama mereka melihat Inder Parihaar. Penghuni apartement bawah yang sedang bermesraan dengan pacarnya, Ruby.

Ayah Saru yang melihat kelakuan Inder pun merasa marah dengan mereka dan melaporkan keduanya pada petugas apartement. Dari situlah, ayah Saru mengetahui bahwa Inder adalah mantan narapidana kasus pembunuhan. Dan baru saja keluar dari penjara.

Siang harinya, Saru tanpa sengaja bertemu kembali dengan Inder di lift perpustakaan tempatnya bekerja. Saat itu, Saru sedang memakai kostum beruang dan baru saja menangis. Adegan selanjutnya beralih ketika Inder mengembalikan kepala kostum beruang milik Saru yang tertinggal di lift.

"Ini kepalamu.” Kata Inder pada Saru. 

Adegan berikutnya adalah kode-kode samar yang menyenangkan untuk ditonton. Sampai di sini, belum terlihat tanda-tanda akan datangnya kesedihan yang mendalam.

Cerita berlanjut ketika perjodohan Saru kembali gagal. Kavery marah pada kakaknya karena itu artinya ia pun belum bisa menikah dengan pacarnya. Kavery yang frustasi merencanakan untuk kawin lari tapi dicegah oleh Saru yang berjanji akan segera menikah.

Di tengah rasa tertekan dan bersalah karena terus-menerus dipojokan oleh sang adik yang ingin menikah, Saru akhirnya meminta bantuan Inder untuk diperkenalkan kepada Ruby. Namun, kedatangan Saru ke apartement Inder di malam hari malah menimbulkan kesalahpahaman yang mengakibatkan laki-laki itu terluka parah di punggung. 

Kesalahpahaman yang terjadi di apartement Inder berlanjut menjadi pengusiran. Ayah Saru yang baru pulang dari berpergian dan melihat Saru ada di sana menjadi murka dan berakhir dengan mengucapkan sumpah bahwa dia tidak lagi mengakui Saru sebagai anaknya. Sekaligus menganggap jika anaknya tersebut sudah tiada. Saru yang malang dibuang oleh keluarganya.

Dalam banyak kepercayaan, perkataan orangtua berarti dua hal. Antara doa atau kutukan.

Dan dari sinilah perjalanan mereka dimulai. 

Kisah cinta yang berbalut dengan kutukan.

Meskipun saya bukan penggemar film roman yang tak berakhir bahagia, tapi ada sesuatu yang berbeda tentang film ini. Sesuatu yang gelisah dan muram. Para pemainnya berhasil membangun chemistry mereka dengan sangat baik. Akhirnya, saya yang sudah setahun lebih gagal move-on dari serial Turki Erkenci Kus, merasa mendapatkan pencerahan untuk membuka hati kembali pada pengalaman baru saat menonton film ini. 

Satu hal yang paling sering saya perhatikan ketika menonton sebuah film adalah gesture pemainnya. Jika saya tidak suka gesture pemainnya pada pandangan pertama, biasanya saya jarang tamat menonton filmnya. Tapi tidak ketika menonton film ini. Sekilas melihat potongan filmnya di Youtube, keesokan harinya saya langsung niat mencari link filmnya di internet.

Inder dan Saru adalah pasangan yang membuat banyak manusia di dunia ini menjadi iri hati sekaligus juga bahagia dan sedih di waktu yang bersamaan. Mereka berbeda dalam segala hal namun hati mereka sama. Jiwa mereka nampak asing tetapi saling mengisi. Penampilan Inder yang dipenuhi tato dan jarang tersenyum tidak merubah sedikitpun definisi ‘that he is such a sweetheart.’

Di bawah ini saya akan membagikan trailer film ‘Sanam Teri Kasam.’ 

Dan, menurut saya film ini bagus.

Versi link(Klik) Trailer: Sanam Teri Kasam

Tips Berbelanja Aman Lewat Instagram

Tuesday, September 22, 2020

Maraknya kasus penipuan yang dilakukan oleh online-shop abal-abal membuat para pembeli menjadi was-was. Apalagi, mayoritas korban penipuan adalah ibu-ibu dan anak remaja yang tergiur dengan harga murah yang ditawarkan oleh si penipu. Hal ini terjadi karena mereka kurang memperhatikan standar keamanan dalam bertransaksi. Standar keamanan dalam bertransaksi ini utamanya adalah jaminan dari pihak ketiga.

Pihak ketiga itu maksudnya adalah aplikasi legal dan trusted seperti: Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak, Alibaba, Bookdepository, dll. Yang akan mengembalikan uang si pembeli  jika barang yang dipesan tidak sampai, rusak atau tidak sesuai.

Saya sendiri (meskipun cukup sering berbelanja online) sangat jarang membeli barang lewat online-shop yang tidak menggunakan jasa pihak ketiga yang bisa menjamin keamanan uang yang saya transfer. Kecuali, online-shop tersebut memiliki sejumlah ciri-ciri yang bisa meyakinkan saya bahwa mereka bukan penipu. Ciri-ciri ini akan sangat  bertolak belakang dengan ciri-ciri online-shop penipu. Bagaimana cara mengeceknya? Berikut adalah cara-caranya:

  • Jika kalian berbelanja lewat Instagram, cek apakah tokonya membuka akun online-shop yang terhubung dengan pihak ketiga seperti: Shopee, Lazada, Tokopedia, dll. Jika terhubung, maka lakukanlah pembayaran melalui aplikasi pihak ketiga tersebut agar uang kalian aman.
     
  • Jika setelah kalian cek ternyata online-shop tersebut tidak membuka akun di aplikasi pihak ketiga, dan pembayaran hanya bisa dilakukan dengan transfer langsung pada rekening si penjual, maka amati postingannya terlebih dahulu. Apakah kolom komentarnya dibatasi ataukah tidak. Jika dibatasi, maka mulailah curiga. Apalagi, jika tidak ada satupun komentar di dalamnya.

  • Setelah kalian mengamati postingannya dengan teliti, jangan langsung transfer. Amati juga kumpulan story yang mereka simpan (jika ada). Biasanya, story-story tersebut isinya adalah testimoni atau gambar-gambar produk yang dijual. Kalian harus semakin waspada jika melihat nama akun yang berada di bagian bawah kumpulan gambar story-gram berbeda dengan nama online-shop yang dipakai. Karena, itu artinya mereka mengubah nama akun Instagram mereka. Apalagi jika nama akun di kumpulan gambar story-gram berbeda jauh dengan nama akunnya yang sekarang. Kemungkinan besar mereka melakukan penggantian nama tersebut untuk menghilangkan jejak agar sulit dilacak.

  • Setelah mengamati postingan dan kumpulan story-gram, langkah selanjutnya yang bisa kalian ambil untuk semakin memastikan keaslian toko online tersebut (utamanya di Instagram) adalah dengan mengklik tanda titik tiga yang berada di pojok kanan atas. Kalian akan menemukan tulisan “About This Account” jika online-shop tersebut pernah mengganti nama akunnya. Klik tulisan tersebut lalu pilih “Former Username”  lihatlah berapa kali akunnya berganti nama. Jika mereka berulang kali mengganti nama akunnya dengan nama-nama yang jauh berbeda, bisa dipastikan mereka adalah online-shop penipu.

  • Kalian bisa juga mengecek gambar yang mereka posting dengan bantuan google.image. Caranya adalah dengan melakukan capture salah satu gambar di online-shop tersebut terlebih dahulu. Pastikan hanya gambarnya saja yang terlihat. Kalian bisa memotong gambarnya dengan aplikasi edit foto.

  • Setelah itu, kalian ketik google.com. dan klik tulisan Gambar. Lalu, ubahlah setelannya menjadi Desktop site (Caranya dengan mengklik tanda titik tiga di pojok kanan atas dan pilih desktop site).

  • Jika berhasil, maka di bawah tulisan Google akan muncul Ikon kamera. Klik ikon tersebut dan pilihlah upload gambar. Nanti, akan muncul gambar yang mirip atau serupa dengan gambar yang kita upload tadi. Berikut alamat website-nya.

  • Jika muncul banyak gambar yang serupa, kalian bisa memperhatikan harga dan tanggal update barang tersebut yang tertera di masing-masing website. Jika harganya berada jauh di bawah mayoritas harga barang tersebut di website lain maka bisa dipastikan mereka adalah online-shop penipu.

    Tambahan:

  • Nama yang digunakan online-shop penipu biasanya terkesan tidak profesional.

  • Jangan tertipu dengan banyaknya testimoni dan followers. Karena followers bisa dibeli dan testimoni bisa dicuri. Jadilah pembeli yang  smart!

Tips Menulis Historical-Romance

Saturday, August 8, 2020

Ada bermacam-macam genre buku di dunia ini. Dari mulai petualangan hingga misteri. Setiap genre tersebut memiliki penggemarnya masing-masing. Sebutlah genre historical romance yang sebagian besar penggemarnya adalah kaum perempuan. Sebenarnya, jika kita berbicara tentang genre romance, tidak melulu  bahwa itu selalu tentang historical romance. Ada juga genre-genre romance yang lain. Seperti: horror-romance, drama romance bahkan religious romance.

Historical romance misalnya adalah genre buku yang settingnya banyak mengambil latar di negara-negara Eropa. Terutama Inggris pada era Regency sekitar tahun 1400-an. Tidak selamanya mutlak, sih. Ada juga yang berlatar di Amerika ketika masa-masa bajak laut. 

Namun, saya pribadi lebih menyukai historical romance berlatar Inggris. Selain karena penggambaran tempatnya yang indah, pemaparan tokoh-tokohnya juga menarik. Penuh dengan istilah-istilah kerajaan, bangsawan atau ksatria. 

Historical romance mungkin tidak menjadi genre buku favorit masyarakat Indonesia. Sama halnya seperti filsafat. Namun biasanya, penggemar historical romance punya sifat yang militan, karena bisa sangat sabar mengoleksi series hisrom favoritnya hingga lengkap.

Sekilas, tema-tema dalam historical romance mengingatkan kita pada buku-buku Jane Austen yang manis menggemaskan dengan ending bahagia meskipun keduanya bisa dipastikan berbeda. Karya-karya Jane Austen, sekalipun mengusung tema romance di era Georgian sekitar tahun 1800-an, namun karena ditulis saat penulisnya juga hidup di era yang sama dengan latar ceritanya, termasuk ke dalam karya kontemporer. Sementara, historical romance sendiri haruslah karya yang ditulis di waktu lampau yang berlainan dengan masa hidup penulisnya.

Cerita dalam historical romance memang kebanyakan tidak membuat kita penasaran atau terkejut. Alih-alih, temanya justru sangat umum dan familiar. Semisal: love-hate relationship dan perjodohan. Memang terdengar kurang menantang, sih. Akan tetapi, justru disitulah tantangannya: Bagaimana si penulis mampu mengolah tema yang itu-itu saja, tanpa kehilangan kreatifitasnya untuk tetap menarik. 

Bagi orang-orang yang kurang suka dengan kejutan dan membenci cerita cinta yang tak berakhir bahagia, historical romance adalah jawabannya. Menurut saya, historical romance  itu adalah genre buku yang paling kaya akan pembelajaran jika dibandingkan dengan genre novel romance lainnya. Bukan hanya dari sisi sejarah. Tapi juga dari pemaparan suasana dan karakter penokohannya yang kuat. Untuk menjaga isi cerita di genre tersebut tetap wajar. Tidak terasa dangkal ataupun berlebihan.

Jujur saja, meskipun temanya biasa, menulis novel historical-romance itu tidaklah mudah. Jika kurang piawai merangkai kata, terutama saat adegan flirting, hal tersebut bisa berakibat fatal. Entah kalimatnya jadi murahan dan berlebihan atau terkesan mengada-ada seperti dalam novel remaja. 

Oleh karena itu, sangat disayangkan apabila masih ada orang-orang yang memandang sebelah mata genre buku ini hanya karena temanya nampak biasa-biasa saja. Tidak spektakuler dan mengguncang dunia seperti genre sci-fiction atau konspirasi. Terkadang, saya penasaran apakah orang-orang yang mengaku tidak suka baca buku romance itu pernah membaca historical-romance dulu di masa lalunya sebelum menghakimi buku-buku romance itu tidak bagus?

Saya rasa jawabannya tidak. Barangkali, komentar mereka pun sebenarnya hanya ikutan-ikutan saja. Seperti halnya komentar orang-orang ceroboh yang mengatakan bahwa novel Sitti Nurbaya itu adalah tentang perjodohan. Seolah-olah si gadis dipaksa bapaknya yang kejam untuk menikahi Datuk Maringgih. Padahalkan, ceritanya tidak seperti itu.

Sampai kapanpun, historical romance akan selalu menjadi salah satu genre buku favorit saya. Membaca novel historical-romance rasa-rasanya setara dengan menonton film komedi romantis yang membuat kita tertawa; terbebas dari stress. Jangan selalu mengasosiasikan apapun yang berbau historis dengan hal-hal yang membosankan. Karena setiap orang itu mempunyai selera humor yang berbeda.

Ketika dulu pertama kali saya membaca novel historical-romance yang berjudul Kingdom of Dreams karangan Judith McNaught, saat adegan Jennifer Merrick mengobrol dengan penculiknya, saya tertawa bahagia karena obrolannya begitu lucu dan menghibur. 

Bagi saya, terkadang bukan karena tema spektakuler atau ketenaran bukunya yang membuat saya tamat membaca. Tapi, lebih kepada cara penulisnya bercerita, menggambarkan karakter tokoh-tokohnya seolah-olah mereka itu benar-benar hiduplah yang paling penting. Dan itu, tentu saja tidak mudah. Apalagi jika cerita tersebut dituliskan dalam novel bertema historical-romance.

Di bawah ini saya akan membagikan 3 tips dasar untuk orang-orang yang tertarik menulis novel historical romance:

Pertama: Riset

Sebelum menulis hisrom, kamu terlebih dahulu harus menentukan era mana atau peristiwa apa yang akan kamu jadikan latar cerita. Kalau latarnya di Eropa, kamu bisa memilih peristiwa-peristiwa besar yang pernah terjadi disana pada masa lalu. Peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di Eropa, contohnya: Black death, Akuisisi di Spanyol, Perang Salib, dll. Atau bisa juga, jika kamu ingin menuliskan historical-romance dengan nuansa kearifan lokal, kamu bisa mendata terlebih dahulu peristiwa-peristiwa apa saja yang pernah terjadi di Indonesia pada masa lalu. Misalnya: Perang Bubat, penjajahan Belanda di Pulau Jawa, runtuhnya Kerajaan Majapahit, dll. Lalu pilih salah satu latarnya dan lakukan riset secara mendalam.

Kedua: Tentukan Alur Cerita

Jika kamu sudah memilih era mana yang akan kamu jadikan latar, maka tentukanlah alur ceritanya. Misal, jika memilih latar belakang perang Bubat, saya bisa saja menuliskan cerita tentang seorang wanita Kerajaan Sunda yang menyamar menjadi dayang istana di Kerajaan Majapahit untuk membalaskan dendam atas kematian keluarganya, yang terbunuh oleh Patih Gajah Mada saat Perang Bubat. Tapi, sebelum rencananya berhasil, Sang Patih tahu-tahu malah naksir dirinya. Sehingga si wanita harus bersandiwara. 

Ketiga: Karakterisasi yang kuat

Dalam genre historical-romance, perempuan selalu menang. Sehingga wajib bagi kamu untuk menciptakan tokoh perempuan yang kuat, punya prinsip dan tujuan hidup yang ingin dicapai. Bukan berarti kepribadiannya harus maskulin. Namun, karakternya harus bisa mencerminkan perempuan lovable yang tangguh. Dalam rumus historical romance, man should be chaser. Meskipun tidak mutlak demikian. Setelah itu, jangan lupa untuk menciptakan konflik yang menghalangi mereka untuk bersama sehingga butuh usaha untuk menyelesaikan konflik tersebut. Akan tetapi, konflik tersebut haruslah bertentangan dengan prinsip atau tujuan hidup yang ingin dicapai oleh salah satu pihak. Jika kamu sudah terbiasa menulis, bagian ini adalah bagian yang paling menyenangkan. Ciri-ciri bahwa karakterisasi tokoh yang kamu ciptakan sudah kuat adalah saat pembaca bisa mengetahui siapa yang berbicara dalam dialog tanpa membaca dialogue-tagnya.

Dialogue tag itu, misalnya: ucap Elizabeth, seru Edward, kata Henrietta, dsb.

Well, segitu saja tips menulis dari saya hari ini. 

Selamat mencoba!

Sebuah Kontradiktif: Perempuan INTJ

Monday, July 13, 2020

Disalahpahami adalah hal yang sudah biasa bagi perempuan INTJ. Kombinasi antara pemikiran serta ekspresi wajah yang datar seringkali membuat orang lain salah paham. Apalagi ditambah dengan death stare. Sorot mata INTJ yang terkenal itu. Dinamakan death stare karena tatapannya yang menimbulkan kesan acuh, dingin, penuh rahasia tapi juga enggan.

Tatapan ini bisa berarti banyak hal seperti: bosan, kesal, atau sedang berpikir. Atau kombinasi dari semuanya. Bahkan bisa juga tidak berarti apa-apa sama sekali. Biasanya, INTJ melakukan death stare secara tidak sengaja. Dan baru tersadar ketika ada orang yang menegurnya dan bertanya apakah dia baik-baik saja atau sedang marah.

INTJ dengan kecenderungan resting bitch face atau muka jutek, terutama pada wanita, seringkali dicap sombong dan galak. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Tapi, tidak sepenuhnya salah juga, sih.

Selain itu, karena INTJ termasuk tipe pencari ilmu, mereka juga seringkali enggan terlibat dalam hal-hal yang tidak memberikan nilai tambah bagi kehidupan mereka.

Para wanita INTJ akan sangat jarang pamer kemesraan di depan umum, update status galau apalagi susah payah bertahan dalam hubungan yang buruk. Kecenderungnya pada logika akan menghindarkannya dari melakukan tindakan demikian. Alih-alih melankolis dan penurut seperti perempuan kebanyakan, para wanita INTJ  tidak akan segan-segan memutuskan hubungannya jika pasangannya terbukti tidak mampu menghargai mereka.

Dalam kehidupan berkelompok dengan sesamanya, para wanita INTJ akan terlihat sedikit berbeda.  Ketika salah seorang perempuan dalam sebuah kelompok jarang berbicara, maka itu adalah pertanda bahwa “something wrong”  telah terjadi. INTJ adalah jenis manusia yang seringkali memicu prasangkaan negatif ini dalam diri teman-temannya. Ya, karena itu tadi. Karena mereka adalah tipe orang yang tidak begitu senang berbicara. Apalagi jika isi pembicaraan tersebut tidak mendorongnya untuk berpikir secara intelektual.

Sebagai seorang introvert, INTJ menyukai pembicaraan yang santai namun mendalam. Bukan pembicaraan dengan sekumpulan besar orang-orang yang sibuk berbicara tanpa mendengar orang lain yang juga sedang berbicara.

Dalam perbincangan, INTJ menghargai orang-orang yang kreatif dan punya tujuan hidup yang ingin dicapai. Pembicaraan sensoris yang berisi banyak basa-basi akan sangat membosankan bagi INTJ. Alih-alih terlalu banyak berbasa-basi, tanyakanlah opininya tentang sesuatu, komentari foto profinya dengan komentar yang tak biasa, cetuskan ide kontradiktif namun tidak menyinggung. Dan hal-hal anti-mainstream lainnya. Mereka akan berdiskusi bahkan berdebat jika tertarik. Namun, jika tidak tertarik mereka hanya akan diam sambil mengeluh betapa bodohnya kebanyakan manusia yang menghuni dunia ini.

Walaupun keras kepala, INTJ sangat suka belajar. Sehingga tidak keberatan untuk berubah selama perubahan itu menuju ke arah yang lebih baik. Sebagai contoh: Perempuan jutek, misterius tapi  juara kelas waktu anda sekolah itu, bisa jadi adalah seorang INTJ yang langka. Dikatakan langka, karena tipe kepribadian ini sangat jarang ada pada perempuan. Dan lebih lazim ditemukan pada laki-laki.

Hal inilah yang seringkali menyulitkan para wanita INTJ untuk mendapatkan teman berbincang dengan frekuensi yang sama. Sehingga nampak pendiam, galak dan tertutup.

Jadi, ketika suatu hari nanti kalian bertemu tipe perempuan dengan ciri-ciri di atas, jangan langsung dihakimi ya. Mereka tidak aneh. Mereka logis.

Kejujuran Dalam Sebaris Satire

Thursday, June 18, 2020


Kejujuran itu kadang menyakitkan. Apalagi jika berisi tentang kritikan. Tapi, lain halnya jika kritikan tersebut dikemas dalam bentuk satire. Satire sendiri merupakan gaya bahasa yang bertujuan untuk menyindir sesuatu dengan menggabungkan olok-olok dan humor. Sehingga kritikan di dalamnya tersamarkan. Biasanya, satire digunakan sebagai kritik sosial dalam masyarakat.

Meskipun peradaban manusia telah lama mengenal satire, tidak banyak manusia yang dapat mencerna gaya bahasa ini. Satire lebih sering disalah-pahami sebagai (hate-speech) atau penghinaan. Apalagi jika dikomunikasikan lewat tulisan. Kurang piawainya penulis dalam merangkai kata serta kemampuan literasi pembaca yang minimlah yang menjadi penyebab kesalahpahaman dalam memahami konten satire.

Di zaman sekarang, satire banyak kita temukan dalam stand-up comedy dan meme humor yang banyak bertebaran di akun-akun receh. Bentuk satire yang paling mudah dilakukan adalah menertawakan diri sendiri sebagai salah satu cara halus untuk mengkritik sesuatu. Bentuk satire ini lebih aman untuk dikomunikasikan dan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat awam, karena mereka melihat secara langsung ekspresi dan bahasa tubuh orang yang menyampaikan konten satire tersebut.

Sementara itu berbeda dengan penyampaian secara lisan, dalam dunia kesusastraan, satire telah lama diakui sebagai gaya bahasa yang paling tinggi tingkatannya. Tidak banyak penulis yang mampu menulis dengan gaya bahasa ini secara luwes tanpa menghilangkan makna dari satire itu sendiri.

Kesopanan, humor dan olok-olok menjadi tiga komponen utama yang harus ada di dalam satire. Tanpa kesopanan dan humor, satire yang mengolok-olok kedunguan hanya akan menjadi sarkasme yang kering dan kasar. Konten satire yang menyindir politik atau hal-hal yang sensitif di ruang publik, jika tidak ditulis dengan luwes dan cerdas bisa disalahartikan sebagai usaha provokasi. Dan mengantarkan penulisnya mendekam di penjara.

Menulis satire memang tidak mudah. Diperlukan kecerdasan berlebih sekaligus selera humor yang tajam. Jika sarkasme ibarat senyum jahat dengan pandangan mata melecehkan, maka satire adalah senyuman getir yang mengandung kejujuran.

Perhatikan kata-kata satire berikut ini:

Mr. John Dashwood bukan pria berperangai buruk. Hatinya terlalu dingin dan dia terlalu egoistis untuk memiliki perangai buruk. (Sense & Sensibility)

Sang penulis menuliskan kalimat pertamanya dengan nada positif. Namun dalam kalimat kedua, dia justru berbalik mengolok-olok Mr. John Dashwood secara halus; setelah sebelumnya dengan sopan dan rendah hati memuji pria tersebut di kalimat pertama. Seolah-olah Mr. John Dashwood jadi terlihat lebih baik karena ‘hatinya terlalu dingin dan dia terlalu egoistis untuk memiliki perangai buruk.‘ 

Padahal yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis adalah sebaliknya. Bahwa Mr. John Dashwood adalah pria berperangai paling buruk. Sampai-sampai hatinya tidak mungkin lagi untuk bertambah buruk saking keburukannya sudah mencapai tingkat paling maksimal.    

Perhatikan kembali contoh satire berikut:

Lady Russell, yang berusia matang, berkarakter tangguh, dan berpunya, tidak ingin menikah lagi dan tidak perlu minta maaf kepada publik atas keputusannya. Biar bagaimanapun, publik yang kecewa terhadap janda yang menolak mencari suami baru biasanya malah lebih kecewa apabila sang janda memutuskan menikah lagi. (Persuasion)

Ini adalah salah satu contoh satire dari Jane Austen yang ditujukan untuk menyindir kelakuan orang-orang yang suka mendikte kehidupan pribadi orang lain. Meskipun tulisan tersebut sebenarnya berisi olok-olok, isinya sama sekali tidak kasar. Alih-alih, justru menimbulkan senyum getir karena pembaca mendapati fakta kejujuran di dalamnya.

Begitulah seharusnya konten-konten satire itu ditulis. 

Old-Soul: Jiwa Yang Terperangkap

Setiap orang menjalani kehidupan dengan perasaan yang berbeda-beda. Dan ada sebagian orang di dunia ini yang merasakan dirinya memiliki kecenderungan untuk lebih menyendiri dan spiritual dibandingkan sebaliknya. Bahkan mungkin, perasaan ini sudah ada semenjak mereka dilahirkan. Preferensi kesendiriannya ini bukan muncul akibat kekurangan kasih sayang atau anti sosial. Tapi karena dirinya adalah seorang old-soul.

Seorang old-soul biasanya sulit untuk menemukan orang lain yang bisa memahami dirinya secara benar. Terutama dalam lingkup pergaulan dengan orang-orang di rentang usia yang sama. Sebagai akibatnya, para old-soul tersebut menjalani kehidupan mereka dengan lebih internal. Sementara mayoritas orang-orang di dunia ini melakukan sebaliknya.

Apakah kalian pernah merasakannya? Ataukah justru malah menyaksikannya sendiri dalam diri orang lain? Barangkali selama ini, bisa jadi salah seorang kenalan kalian adalah old-soul. Atau bahkan mungkin diri kalian sendiri adalah salah satunya.

Berikut adalah tanda-tanda seseorang yang memiliki jiwa old-soul :

Cenderung Menyendiri

Para old-soul biasanya memiliki minat dan kesukaan yang berbeda dibandingkan dengan orang-orang umum yang sebaya dengan dirinya. Selain itu, mereka juga sangat pemilih ketika akan menghabiskan waktunya untuk berinteraksi. Mereka tidak suka interaksi yang berlebihan. Seperti tertawa terbahak-bahak yang bisa menganggu ketenangan orang lain, bercanda yang keterlaluan, bersikap kejam dan membully atau terlalu fokus pada pembicaraan materialistis mengenai hal-hal duniawi.

Hal ini terjadi karena para old-soul biasanya lebih dewasa dan empati dibandingkan dengan orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menyendiri dibandingkan harus bergaul bersama orang-orang yang tidak sesuai dengan mereka. Hal inilah yang seringkali tidak dimengerti oleh orang banyak. Terutama orang-orang dengan kecenderungan duniawi yang sangat kuat. Sehingga tak jarang, keadaan inilah yang mengakibatkan para old-soul di cap aneh, introvert atau membosankan oleh teman-teman sebayanya.

Cenderung Spiritual

Para old-soul yang sensitif dan emosional secara alami bersifat spiritual. Mereka menemukan kenyamanan dengan memelihara hubungan yang mencerahkan batinnya. Sehingga mereka sangat mudah untuk melakukan introspeksi diri sekaligus melihat suatu peristiwa dari berbagai macam sudut pandang. Kecenderungan spiritual dalam diri seorang old-soul bisa jadi tidak selalu terlihat dalam lingkup pergaulan sehari-hari. Mereka bisa saja terlihat tidak begitu religius secara penampilan. Atau justru malah menampilkan persona diri yang lucu dan ceria alih-alih pendiam di depan banyak orang. Tapi, seketika kalian sudah mengenalnya lebih dekat dan mengobrol berdua saja dengannya atau membaca tulisan-tulisannya kalian akan langsung merasa bahwa mereka adalah tipe manusia pemikir dengan nuansa spiritual yang sangat dalam.

Menyukai Kebijaksanaan

Bagi para old-soul kebijaksanaan adalah nutrisi yang memperkaya kehidupan. Oleh karena itu, mereka biasanya senang membaca dan menyukai untuk bertukar cerita mengenai pengalaman hidup yang mengandung hikmah dan pelajaran. Cerita-cerita tersebut pada umumnya sangat jarang didapatkan dari orang-orang dengan umur yang sebaya dengan mereka. Terutama, dimasa-masa awal kehidupan. Dimana orang-orang justru lebih banyak ceroboh dan sedang terfokus untuk mengejar hal-hal yang bersifat duniawi. Inilah yang membuat para old-soul lebih nyaman berinteraksi dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua dari mereka.

Jarang Curhat Dengan Teman Sebayanya

Para old-soul yang dianugerahi dengan rasa empati yang dalam biasanya mengemban tugas sebagai penerima curhat dalam kelompok. Mereka adalah tipe manusia yang gampang iba dan berintegritas sehingga sanggup mendengarkan keluh kesah nan panjang sekaligus merespon curhatan dengan penuh belas-kasih dan kesabaran. Semata-mata tulus. Tanpa ada tendensi untuk menjadikannya lelucon, menyebarkannya ke khalayak umum atau mengambil keuntungan.

Di sisi lain, meskipun begitu para old-soul ini justru akan sangat jarang mencurahkan isi hati mereka kepada teman-temannya. Hal ini terjadi bukan semata-mata karena mereka tertutup. Tapi, biasanya diakibatkan oleh ketidakmampuan orang lain dalam menanggapi dan merespon cerita-cerita mereka dengan tingkat ketulusan dan kesabaran yang sama.

Karena para old-soul cenderung lebih senang memerhatikan gesture lawan bicaranya, mereka bisa menjadi begitu mudah untuk terhubung dengan perasaan orang lain. Sekilas mereka menangkap bahwa lawan bicaranya tidak sabar untuk kembali berbicara tentang diri sendiri dan hanya mendengarkan cerita mereka setengah hati, seketika itu pula para old-soul akan malas bercerita.

Selera Yang Tidak Biasa

Karena cenderung pemilih, para old-soul biasanya anti-mainstream dan memiliki selera yang berbeda dari orang-orang seusianya. Selera mereka seringkali dianggap aneh karena tidak sesuai dengan umur mereka. Seperti misalnya mengoleksi barang-barang antik, membaca buku-buku klasik, mendalami seni dan literatur atau mendengarkan lagu-lagu zaman dulu yang menimbulkan perasaan nostalgia.

Pemikir Yang Dalam

Kemampuan merefleksi diri pada orang-orang old-soul membuatnya terbiasa untuk menganalisa segala sesuatu. Sehingga menampilkan kesan sebagai pemikir rasional dalam persona kepribadian mereka.

Kecenderungan rasional membuat mereka menjadi sosok yang tegas serta tidak mudah untuk dipengaruhi. Sehingga jarang sekali bersikap fanatik, menggebu-gebu atau condong pada satu kelompok tertentu. Hal ini membuat pemikiran mereka menjadi jelas dan bijaksana serta berorientasi pada hal-hal yang sifatnya kemanusiaan.

Idealismenya dalam membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik; bukan sekedar bagaimana mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya, seringkali menjengkelkan orang-orang yang tidak sejalan. Sehingga menjadikan mereka kurang dianggap dalam lingkup pergaulan sosial. Meskipun begitu, orang-orang old-soul biasanya tidak akan memedulikan hal tersebut. Mereka akan tetap teguh pada prinsip yang mereka yakini benar.

Seringkali Intuitif

Orang-orang yang intuitif bisa memahami banyak sesuatu tanpa belajar. Hal ini terjadi karena mereka adalah orang-orang yang introspektif dan pengamat. Segala apa yang mereka dengar, lihat dan rasakan ibarat potongan puzzle yang bisa disambung menjadi sebuah pesan yang mencerahkan kehidupan. Sekilas, mereka terdengar ajaib dan nampak seperti cenayang. Padahal proses berpikir mereka yang rumitlah yang menjadikan mereka demikian. Jika kalian ingin mendengar sudut pandang yang jujur namun tetap anti-mainstream mengenai suatu hal, orang-orang old-soul adalah jenis manusia yang paling tepat untuk dijadikan teman berbincang.

Artikel ini saya dedikasikan bagi kalian; teman-teman pembaca. Dengan harapan untuk lebih memahami orang lain lebih baik lagi. Atau bagi orang-orang yang sedang kesulitan mendefinisikan tentang siapa diri mereka.

Nasehat Untuk Diri Sendiri

Wednesday, June 17, 2020

Beberapa waktu yang lalu seorang tamu laki-laki berusia lima puluh tahun datang ke rumah kami. Kebetulan waktu itu sekitaran tengah hari dan di rumah hanya ada saya beserta seorang adik laki-laki yang sedang bersantai menonton televisi. Saya tidak menyadari ketika tamu tersebut datang mengetuk pintu rumah kami. Hanya saja saya sempat kaget saat melihat wajahnya sekilas di jendela. Mengintip keberadaan kami.

Adik saya yang juga melihat dan mendengar suara ketukan tersebut segera saja bergegas menuju pintu untuk membukanya. Dan si tamu laki-laki itu pun menanyakan keberadaan ayah saya. Singkat cerita, adik saya pun  mempersilahkan tamu itu untuk masuk ke dalam rumah dan menunggu.

Karena saat itu adik saya akan mengikuti perkuliahan online, tamu itu pun diminta oleh adik saya untuk menunggu sebentar di ruangan tamu setelah berbasa-basi dan menyuguhinya secangkir kopi.  Saat itu, saya sudah berada di dalam kamar dan memang berniat untuk tidak keluar menemui tamu tersebut dikarenakan saya sedang memakai pakaian santai yang cukup pendek sehingga membuat risih jika harus mendadak bertemu dengan orang lain.

Tamu tersebut memang sudah seringkali datang ke rumah kami. Dan tidak pernah mengabari terlebih dulu sebelumnya. Biasanya dia datang sesudah maghrib dan baru pulang saat larut malam seusai mengobrol selama berjam-jam. Kadang kala kami merasa jengkel karena malam hari itu seharusnya menjadi waktu untuk bersantai atau beristirahat bersama keluarga setelah seharian lelah beraktivitas di luar.

Ketika tadi membuka pintu pun, adik saya sebenarnya sudah memberikan kode bahwa “di rumah tidak ada siapa-siapa” dan “dia tengah sibuk mengikuti perkuliahan online” sebagai isyarat halus bahwa dia sedang tidak ingin menerima tamu.

Tapi tamu tersebut hanya diam saja mendengar perkataan adik saya. Akhirnya, adik saya yang cukup tidak enakan itu pun dengan sedikit rasa enggan mempersilahkan tamu tersebut untuk masuk ke dalam rumah. Setelahnya, kami langsung menelpon orang tua agar segera pulang. Yang sayangnya tidak tersambung.

Saat itu adik saya mengikuti perkuliahan online sembari menemani saya di dalam kamar. Tapi, tidak lama kemudian kami mendengar suara chanel televisi di ruang tengah yang berganti-ganti. Adik saya yang penasaran menengok ke arah pintu kamar yang sedikit terbuka dan tamu itu sudah berada di sana. Sedang memindah-mindahkan chanel televisi tanpa seizin pemiliknya. Dia juga tidak segan-segan berbaring di atas kasur lantai dan merebahkan dirinya di atas bantal.

Sebenarnya ini bukan kali pertama tamu tersebut berperilaku tidak sopan di rumah kami. Dulu pun, ketika pertama kali datang ke rumah, saya menyaksikannya sendiri bahwa dia dengan santainya menelusuri rumah kami dan duduk di kursi di ruang tengah menonton televisi dengan salah satu kakinya sengaja dia angkat naik ke kursi. Saat itu, orangtua saya sedang sholat. Dan hanya saya saja yang melihat.

Akhirnya, orangtua saya pun datang tak lama kemudian. Saya menceritakan perilaku orang tersebut yang tidak sopan. Karena seenaknya menelusuri rumah orang lain tanpa izin dari pemiliknya bahkan tidak segan-segan menonton televisi dan merebahkan badan begitu saja di kasur lantai di ruang tengah keluarga kami.

Ibu saya pun menegurnya dengan sindiran halus agar tidak menyinggung perasaannya. Bahwa mungkin kami mau menonton televisi dan bisa saja merasa terganggu kalau ada dia. Dan seperti biasa orang itu selalu memposisikan dirinya sebagai korban tidak bersalah padahal umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.

 “Oh, mengganggu ya?” ucapnya tanpa dosa.

Ceritanya saya cukupkan sampai disini.

Sampai disini kira-kira hikmah apa yang bisa diambil? Tentu saja banyak. Salah satunya adalah bahwa saya semakin mengagumi ajaran agama Islam. Betapa lebih dari 1.400 tahun yang lalu Rasulullah S.A.W. yang mulia sudah mengajarkan umatnya untuk memperhatikan adab-adab dalam melakukan kegiatan bertamu ini. Yang meskipun kedengarannya sepele tapi pengaruhnya cukup besar.

Diantara beberapa adabnya adalah sebagai berikut:  

  1. Sebisa mungkin jangan bertamu di tiga waktu ini; selepas subuh (karena terlalu pagi) seusai adzan dzuhur (karena merupakan waktu untuk istirahat dan tidur siang) dan selepas isya (karena waktu untuk keluarga atau berisitrahat) Bahkan dalam Hadist disebutkan bahwa Rasulullah biasa tidur di awal malam (sesudah isya) dan membenci bercakap-cakap yang tidak bermanfaat seusai Isya kecuali pembicaraan yang membangun kedekatan bersama keluarga atau tentang ilmu agama.

  2. Mengucapkan Assalamu’alaikum 3 kali. Jika tidak ada sahutan; maka boleh mengetuk pintu 3 kali. Itu pun dengan ketukan yang tidak membuat penghuni rumah merasa diburu-buru dan terancam.

  3. Jika setelah mengetuk pintu masih tidak ada sahutan jangan sengaja mengintip keberadaan penghuninya lewat kaca jendela. Atau kalaupun tidak diijinkan maka lebih baik pulang. Dan jangan berburuk sangka terhadap sang pemilik rumah. Hal ini bahkan sudah tercantum di dalam Al-Quran Surah An-Nur ayat 28.

  4. Jika dibukakan pintu oleh penghuni rumah maka mintalah izin apakah diperbolehkan masuk rumahnya atau tidak. Menjawab salam tidak sama dengan mengizinkan masuk. Boleh jadi yang bertamu adalah seorang laki-laki dan yang menerimanya adalah perempuan. Ketika suami atau mahram perempuan tersebut tidak ada di rumah maka tamu laki-laki tersebut tidak boleh memaksakan diri untuk masuk dan menunggu di dalam rumah sehingga bisa menimbulkan fitnah. 

  5. Jangan menghadap pintu. Berdirilah di samping kiri atau kanan. Tujuannya; untuk menjaga pandangan. Rumah itu ibarat aurat bagi pemiliknya. Inilah gunanya meminta izin terlebih dahulu; untuk menjaga pandangan.

  6. Jangan berkeliaran di dalam rumah tanpa seizin tuan rumah atau mengedarkan pandangan pada seisi rumahnya karena itu tidak sopan.

  7. Jika sudah selesai menyampaikan keperluan segeralah pulang. Kecuali jika tuan rumah, menghendaki tamunya tersebut untuk diam di rumahnya lebih lama.

  8. Dianjurkan untuk membawa oleh-oleh bagi tuan rumah yang dikunjungi.

  9. Jika disuguhi makanan maka makanlah tanpa berpura-pura sudah kenyang.

  10. Ketika pulang maka doakanlah kebaikan bagi sang pemilik rumah dan maafkan segala kekurangannya ketika menjamu.
Tulisan ini terutama sebagai nasehat bagi diri sendiri. Syukur-syukur bermanfaat bagi orang lain.

Ngobrolin Mereka

Wednesday, March 4, 2020


Nggak adil rasanya jika dulu saya sudah pernah membahas tiga karakter perempuan fiksi tanpa gantian membahas versi cowoknya. Berhubung saya lagi mood nulis, berikut adalah tiga cowok fiksi teratas yang bakalan saya jadikan bahan untuk tulisan kali ini. Siapa aja mereka?

Mr. Darcy – Novel Pride & Prejudice by Jane Austen

Kalau kalian pernah baca novel Pride & Prejudice karangannya Jane Austen pasti udah nggak asing lagi sama tokoh fiksi laki-laki bernama Fitzwilliam Darcy. Dia ini adalah tipikal laki-laki yang bisa bikin cewek-cewek langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Sekaligus juga patah hati dan kesal di waktu yang bersamaan. Soalnya nih; meskipun banyak yang naksir… Darcy itu sangat pemilih dan sulit untuk dibikin senang. 

Darcy juga tipikal orang yang sangat logis dan pintar. Makanya, Darcy ini sering banget sebal sama perempuan-perempuan genit yang terlalu giat menarik perhatiannya. Dan ketika Elizabeth Bennet datang, Darcy pun kena batunya. Si cowok sombong ini akhirnya menemukan partner yang sepadan dengan dia dalam hal kecerdasan. Yang membuat dirinya kepikiran dan akhirnya jatuh cinta.

“Sia-sia saja bagiku. Aku tak sanggup lagi menahan perasaanku. Ijinkanlah aku mengatakan kepadamu betapa aku mengagumi dan mencintaimu,” ucap Mr. Darcy pada Elizabeth.

Tapi, tapi... nggak mungkin dong ya; cuman gara-gara kalimat itu aja Mr. Darcy sampai punya banyak fans wanita garis keras di seantero dunia. Bahkan hingga beratus-ratus tahun lamanya masih tetap seperti itu. Ya, emang nggak mungkin sih kalau hanya sekedar mengandalkan kata-kata.

Apalah pula artinya kata-kata. Apalagi buat mendapatkan tipe perempuan cerdas kayak Elizabeth Bennet yang sama-sama pintar dan menggunakan logika.

Kalau kamu pernah baca novelnya; kamu pasti bakalan mengerti jika sikap Mr. Darcy nggak cuman sampai disitu aja. Tapi jauh lebih rumit dan menarik dibandingkan itu semua! Pikirkan gimana caranya laki-laki yang awalnya digambarkan menyebalkan bisa jadi tokoh fiksi paling legendaris idaman kaum hawa di seluruh dunia ini selama berabad-abad.

Kalau kalian pernah mencoba googling dan iseng-iseng cari namanya, ternyata banyak banget orang-orang di dunia ini yang membahas tentang karakter Mr. Darcy tersebut. Berikut juga dengan sejumlah alasan kenapa laki-laki itu bisa kelihatan atraktif banget di mata perempuan.

Terlepas dari sebagian besar orang-orang yang ngefans sama Mr. Darcy karena dia menampilkan kesan cowok dingin yang misterius, saya pribadi malah merasa sudah cukup dengan tipe laki-laki yang modelnya seperti itu. Seringnya, saat kembali ke dunia nyata saya justru malah banyak ketipu sama laki-laki yang eksteriornya demikian. Kirain sebelas-dua belas sama Mr. Darcy dalam tingkat kemenawanan dan kecerdasan. Taunya emang tipikal cowok bingung yang nggak tau mau ngomong apa. Nggak heran kalau pada diem. Dan diem. Dan diem. (Hehehee...)

Saya justru lebih tertarik sama Mr. Darcy karena dia punya pendapatnya sendiri dan cukup bijaksana dalam menyuarakannya. Meksipun Mr. Darcy jadi terkesan frontal dan to the point, jangan bayangkan jika dia adalah tipikal pria kasar yang suka ngomong seenaknya. Malah justru kelakuannya sopan banget.

“Tidakkah kau merasakan dorongan yang kuat, Miss Bennet, untuk berdansa diiringi lagu ini?” tanya Mr. Darcy. Elizabeth tersenyum tapi tidak menjawab. Mr. Darcy mengulangi pertanyaannya dengan sedikit nada terkejut karena Elizabeth diam saja.

“Oh!” katanya, “aku mendengarmu, tapi aku tidak bisa langsung memutuskan jawabanku. Aku tahu kau menginginkanku mengatakan ‘Ya’ agar kau bisa menghina seleraku; tapi, aku selalu siap untuk menolak siasat itu dan mengecewakan orang yang berpikiran buruk tentangku. Oleh karena itu, aku mengambil keputusan dan memberitahumu bahwa aku sama sekali tidak ingin berdansa denganmu – dan sekarang, hinalah aku kalau kau berani.”

“Sungguh, aku tidak berani."

Elizabeth yang telah siap melawan, terperangah melihat kesopanan Mr. Darcy. 

Namun, bagi Darcy, perpaduan antara kelemahlembutan dan kekeraskepalaan dalam sikap Elizabeth tidak terlihat sebagai suatu penghinaan. Dan Darcy tidak pernah seterpesona itu kepada seorang wanita sebelumnya. Dia yakin, seandainya kelas sosial Elizabeth tidak lebih rendah darinya, dirinya akan berada dalam kesulitan besar. 

(Pride & Prejudice hal. 80-81)

Dulu banget, saya pernah membayangkan jikalau Mr. Darcy itu hidup di dunia nyata, pastilah dia bukan tipe laki-laki yang bakalan ngajak perempuan jalan-jalan tapi nggak tau mau pergi kemana. Soalnya (masih) menurut saya, dia itu tipe laki-laki yang punya prinsip dan perencanaan yang matang. Ketimbang terus-terusan nanya mau nonton atau makan dimana yang kemungkinan besar bakal dijawab dengan kata-kata ‘terserah’; dia pasti udah bisa menentukan keputusannya sendiri.

Sikapnya yang jelas dan sederhana itulah yang bikin Mr. Darcy jadi keliatan laki banget. Siapa sih perempuan normal yang nggak suka sama cowok yang laki banget? Nggak ada lah yang nggak bakalan suka! Semuanya pasti suka. Selain itu, hal lain lagi yang bikin banyak perempuan mengidolakan Mr. Darcy sampai kapan pun adalah karena Mr. Darcy telah bersikap cerdas dengan jatuh cinta dan memilih Elizabeth, mostly, karena kepribadiannya.

Selama ini saya sering mendengar ketika seseorang ditanya mengapa dia mencintai pasangannya, orang-orang cenderung akan menjawab, ‘Dia membuatku nyaman.’ Tapi, ketika rasa nyaman itu hilang karena konflik dan kekurangan yang dia lihat dari pasangannya, dia begitu mudah meninggalkan pasangannya dengan alasan, “Aku sudah nggak nyaman lagi sama kamu.”

Padahal menurut saya kenyamanan adalah salah satu pertanda bahwa kamu mencintai pasanganmu. Tetapi tentu saja itu nggak boleh menjadi satu-satunya alasan mengapa kamu mencintai pasangan. Kamu mencintai pasangan bukan semata-mata hanya karena kenyamanan yang dia berikan. Tetapi karena segala kepribadian pasangan yang kamu lihat.

Sebuah hubungan yang dimulai dan menuhankan kenyamanan akan bersifat egois karena masing-masing pihak hanya akan mencari kepuasan ego dari hubungan tersebut. Lagipula, nggak ada hubungan apapun di dunia ini yang selamanya akan terasa nyaman. Semua pasti ada batu-batu dan kerikilnya.

Untungnya, Mr. Darcy bukan tipe laki-laki yang menuhankan kenyamanan di atas segala-galanya. Meskipun menghadapi berbagai macam persoalan dengan Elizabeth, alih-alih menyalahkan takdir apalagi pasangannya, laki-laki itu tetap berusaha keras untuk menyelesaikan urusannya dengan sikap yang dewasa dan bijaksana. Singkat kata; mengapa Mr. Darcy begitu atraktif dan melegenda di benak para wanita selama berabad-abad adalah karena dia tidak egois; meskipun dia punya cukup banyak kualitas bagus dalam dirinya yang bisa menjadikannya untuk egois. 

Dan bagi perempuan, sikap realis-kontradiktif yang ditunjukan oleh Mr. Darcy itulah yang bikin dia makin keliatan laki banget. (Sekali lagi) siapa sih cewek normal yang nggak akan suka sama pria yang laki banget? Jawabannya udah pasti nggak bakalan ada! Jadi jangan tanya lagi mengapa Mr. Darcy bisa sebegitu menariknya di mata kami. Jawabannya sederhana aja; karena dia laki banget.

Mr. Knightley – Novel Emma by Jane Austen

Mr. Knightley ini adalah salah satu tokoh fiksi favorit saya yang sikapnya paling realistis, tegas, dan dewasa. Jangan sekali-kali bilang Mr. Knightley punya sikap romantis. Karena dia bahkan nggak romantis sama sekali; seperti definisi orang-orang kebanyakan. Dan memang gak perlu. Selama ini banyak orang yang mendefiniskan kata romantis sebagai sebuah sikap. Padahal, kalau menurut saya pribadi, romantis itu seharusnya hanya menjadi sebuah perayaan atau selingan kecil yang sesekali aja. Dan Mr. Knightley adalah contoh sempurna dari penjelasan ini.

Makanya, mungkin saya nggak perlu heran kenapa Mr. Knightley yang tegas bisa terasa begitu manis padahal dia nggak romantis apalagi melankolis. Karena sehari-harinya Mr. Knightley memang selalu bersikap logis dan realistis. Sehingga ketika dia sedang tidak bersikap demikian; dunia berubah. Saya ingat banget kata-kata Mr. Knightley saat berdebat dengan Emma yang setiap kalimatnya begitu berkesan bagi saya.

“Kau melihatnya menulis surat jawaban! Pasti kau yang menuliskannya, Emma, ini pasti ulahmu. Kau membujuknya supaya menolak.” 

Sudah jelas Emma tidak berniat membantah pernyataan ini secara langsung, jadi dia memilih untuk mengikuti caranya sendiri. 

Dan Mr. Knightley meneruskan kembali kata-katanya. 

“Aku selalu menganggap persahabatan kalian ini bodoh sekali,” kata Mr. Knightley, “meskipun aku hanya menyimpan penilaianku itu untuk diriku sendiri, sekarang aku yakin bahwa ini akan sangat merugikan Harriet. Kau akan mencekokinya dengan gagasan mengenai kecantikannnya sendiri dan kelebihan-kelebihannya yang hanya ada dalam bayangannya, hingga dia akan menganggap bahwa tak seorang pun dalam jangkauannya akan dianggapnya cukup baik baginya. Sifat suka pamer pada gadis yang tidak terlalu pintar hanya akan menimbulkan kerusakan. Tidak ada gunanya bagi seorang gadis jika melambungkan harapannya terlalu tinggi. Miss Harriet Smith mungkin tidak akan kebanjiran lamaran meskipun dia sangat cantik. 

Lelaki yang mementingkan akal sehatnya, terserah apapun komentarmu, tidak ingin memiliki istri yang bodoh. Lelaki yang mementingkan keluarganya tidak akan berminat berhubungan dengan perempuan yang keluarganya tidak jelas. Dan sebagian besar laki-laki yang bijaksana pasti mengkhawatirkan perasaan tidak nyaman dan malu yang akan mereka alami jika misteri seputar orangtua gadis itu terungkap. 

Biarkan Harriet menikah dengan Robert Martin dan dia akan aman, terhormat dan bahagia selamanya. Jika kau menyemangatinya untuk bercita-cita menikah dengan kalangan atas dan mengajarinya supaya baru merasa puas jika dapat menggaet pria berpangkat dan kaya raya, dia justru akan menjadi orang yang menumpang pada Mrs. Goddard seumur hidupnya. Atau minimal sampai dia putus asa dapat menggaet anak laki-laki seorang guru miskin.” 

Sepanjang saya baca novel; terutama novel-novel roman, sangat jarang saya bisa menemukan tipikal tokoh utama pria di dalam fiksi yang punya sifat dewasa dan berwibawa kayak Mr. Knightley. Cuman baru dia doang tokoh fiksi yang bisa berdebat seluwes itu dengan caranya yang jelas tapi tegas. Kebanyakan, kalo tokoh prianya gak terlalu dominan maka dia malah terlalu penurut. Yang ujung-ujungnya malah di friendzone. Dan selamanya hanya akan jadi gebetan.

Terkait dengan sikap Mr. Knightley saat sedang tidak bersikap logis dan realistis (Sebenarnya mengutarakan perasaan nggak bisa dibilang tidak logis dan tidak realistis juga sih) Tapi, anggap aja demikian. Saya jadi ingat kata-katanya pada Emma ketika mereka sedang berjalan-jalan.

“Sebagai teman,” ulang Mr. Knightley. “Emma, itu kata yang kukhawatirkan. Tidak, bukan itu yang kuinginkan. Tapi, untuk apa aku ragu-ragu. Kuterima tawaranmu meskipun kelihatannya janggal, aku akan menerimanya dan akan berbicara padamu sebagai seorang teman. Coba katakan, apakah aku punya peluang untuk menjadi lebih dari sekedar teman? --- Aku tidak dapat berbicara dengan kata-kata yang berbunga-bunga, Emma,” laki-laki itu meyakinkan. “Seandainya aku tidak terlalu mencintaimu, mungkin aku akan lebih banyak berbicara. Tapi, kau tahu aku ini seperti apa.”

Coba bayangkan laki-laki ganteng yang sehari-harinya selalu bersikap tegas dan cenderung sinis tiba-tiba aja jadi malu-malu kucing sambil ngomong kayak gitu. Memang sih, seringnya hal-hal di dunia itu justru malah lebih terasa bermakna ketika kita hanya sesekali aja melakukannya.

Can Divit – Drama Serial Turki; Erkenci Kus

Kalau dua tokoh di atas diambil dari buku novel karangannya Jane Austen; Can Divit ini adalah tokoh utama pria yang ada di drama serial Turki; Erkenci Kus. Seumur-umur saya nonton film; saya belum pernah ngerasa nge-fans banget sama tokoh pria manapun sampai-sampai saya niat banget untuk follow IG aktornya; kecuali pas saya nonton film ini. Satu-satunya film drama sebelum ini yang berhasil nggak bikin saya bosen nontonnya cuman drama Korea yang judulnya; She was Pretty. Dan itu pun saya nggak pernah terbersit niatan untuk follow IG aktor utamanya. 

Lupakan Descendant of the Sun yang kata banyak orang lucu dan romantis. Saya nggak pernah bisa tamat nonton filmnya. Karena keburu ngantuk dan ketiduran. Mungkin saya punya definisi lucu yang berbeda sama orang-orang kebanyakan. Dan mungkin juga saya tipe yang nggak pedulian sama hal-hal yang romantis dan lebih milih ketawa-ketawa bahagia nonton film rom-com macam Erkenci Kus.

Bagi saya Can Divit itu lucu banget. Apalagi pas dia lagi makan buah. Terutama buah anggur dan strawberry yang ukurannya kecil-kecil. Saya sampai hapal banget episode mana aja pas dia lagi makan buah saking udah beberapa kali nonton filmnya. Bagi saya, adegan Can Divit makan buah itu keliatan nggak nyambung aja sama penampakan badannya yang tinggi besar.

Dalam bayangan saya sih; seharusnya kalau cowoknya tinggi besar kayak dia; apalagi brewokan terus rambutnya gondorong-gondrong berantakan; nggak cocok banget makan strawberry. Lebih cocokan makan nangka atau kelapa yang bukanya susah. 

Dan seringkali saya juga setuju kalau hidup ini kadang jangan nyambung-nyambung banget juga. Harus ada bagian nggak nyambungnya biar seru dan berwarna. Makanya, saya suka ngerasa lucu aja kalau liat dia yang penampilannya kayak gitu lagi makan buah-buahan kecil macam anggur dan strawberry.

Di film itu, Can Divit digambarkan sebagai sosok pria berjiwa bebas dan kreatif. Dia juga tipe laki-laki yang go-getter. Alias kalau dia udah mau sesuatu bakalan diusahakan semaksimal mungkin. Menurut saya, gaya rambut gondrong dengan aksesoris yang dimana-mana itu emang cocok banget buat orang yang tipenya go-getter kayak dia. Selain karena… yah secara genetik dia sudah memenuhi 3 syarat utama untuk berpenampilan gondrong dan messy. Yaitu badannya tinggi besar, bahunya lebar dan garis rahangnya kuat; yang dipertegas dengan bentuk hidungnya yang mancung sempurna. Gaya berpakaiannya juga pas banget apalagi kalau dia udah pakai sepatu boots. 

Selain penampilan, hal lain yang bikin Can Divit terlihat atraktif selanjutnya adalah karena dia kontradiktif. Selama ini kita telah dibutakan dan disesatkan dengan kata-kata yang keliru bahwa kunci pertama pembuka pintu hati perempuan adalah romantisme dan perhatian. Tapi masih aja selalu menjadi misteri ketika datang tipe laki-laki yang membawa sifat-sifat demikian namun ujung-ujungnya tetep ditolak juga. 

Ya, karena memang bukan itu jawabannya, sih. 

Jauh diatas itu semua dan disadari atau tidak; perempuan suka laki-laki yang kontradiktif. Dan bisa membahagiakan dirinya sendiri.

Secara umum sikap-sikap tersebut ada dalam diri Can Divit. Secara penampilan dia berantakan tapi enak dilihat. Dia juga kaya tapi sederhana. Secara sikap dia nggak mudah percaya orang tapi cukup toleransi sama orang lain. Dia suka traveling tapi juga suka baca buku. Dia perhatian tapi nggak berlebihan. Temen-temennya banyak tapi dia lebih suka sendirian. Yang naksir juga banyak tapi dia setia banget sama satu orang perempuan. Dan dia ngelakuin itu semua secara alami; karena benar-benar nyaman dengan dirinya sendiri. Itulah yang bikin karakternya kelihatan atraktif. Sehingga dia jadi keliatan dua kali lipat lebih ganteng dan menarik dibandingkan cowok-cowok kebanyakan. 

Pokoknya, sejauh ini bagi saya pribadi; belum ada Tv-hero yang chemistry-nya lebih keren daripada dia.